Jajanan pagi di Stasiun Tanah Tinggi dan Matraman

Cetak

Sebagai penglaju yang bekerja dengan jarak yang sangat jauh, adakalanya kita belum sempat sarapan dirumah dan bahkan tidak sempat membawa bekal untuk sekedar kita makan saat diperjalanan. Padahal jarak tempuh yang harus dilalui sangatlah jauh dan bisa memakan waktu 1 hingga 2 jam perjalanan untuk dapat sampai di tempat kerja ataupun tempat kuliah (Baca tulisan Hal-hal yang biasa dilakukan penumpang dalam KRL).

Hal tersebut juga sering saya alami dan rasakan, namun beruntung di depan Stasiun Tanah Tinggi ada pedagang yang menjajakan makanan ringan seperti roti, aneka kue dan gorengan ataupun nasi bakar dan nasi kuning beserta lauknya (meskipun ala kadarnya). Makanan tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau, tidak menguras isi kantong namun cukup mengenyangkan. Maka bisa saya katakan bahwa para pedagang makanan dan minuman di depan Stasiun adalah penyelamat anak kereta disaat kelaparan dan terutama yang keuangannya pas-pasan hehehehe... (Tonton video lama Aneka Jajanan Kue di Stasiun Tanah Tinggi).

Selain makanan, ada juga yang menjajakan minuman seperti air mineral dan aneka kopi. Mereka berjualan kopi menggunakan sepeda motor sehingga lebih mudah untuk melakukan mobilitas atau pindah dari tempat satu ke tempat lainnya dan tidak terlalu memerlukan tempat yang luas.

Untuk penumpang KRL yang akan mengejar atau naik KRL, kemungkinan sebagian besar dari mereka tidak akan membeli kopi tersebut karena penjual hanya menyediakan gelas plastik tanpa tutup sehingga rentan tumpah. Jadi menurut saya, target pembeli mereka adalah driver ojek online dan ojek pangkalan yang biasa menunggu penumpang di sekitar Stasiun Tanah Tinggi dan (tidak menutup) kemungkinan pegawai ataupun petugas Stasiun Tanah Tinggi. (Tonton video 2023 Belum ada jajanan kue pasca libur lebaran)

Balik lagi ke soal makanan, jajanan yang sering saya beli adalah donat biasa (Rp. 3.000/buah), banana cake (semacam bolu pisang seharga Rp. 6.000/potong tapi enak) ataupun kue-kue lainnya yang juga tidak kalah enak. Adakalanya kalau sudah sangat lapar, sebelum naik KRL saya sempatkan memakannya (meskipun hanya 1 aatau 2 gigitan) sambil menunggu KRL tiba, dari pada tiba-tiba pingsan didalam KRL.

Untuk air putih, saya selalu membawa dari rumah menggunakan tumbler karena adakalanya ketika sampai di Stasiun Duri, KRL jurusan Bekasi/Cikarang sudah berada di jalur 2 sehingga saya harus berlari kencang agar tidak tertinggal. Nah setelah berlari naik dan turun tangga, pasti akan merasa haus sehingga saat sudah berhasil naik/duduk di KRL, kadang saya diam-diam minum meskipun hanya seteguk untuk menghilangkan rasa haus. Selain itu, saya tidak terlalu berani minum terlalu banyak dari pada nanti muncul keinginan untuk BAK.

Apabila tidak sempat membeli jajanan di Stasiun Tanah Tinggi, biasanya saya akan membelinya di Stasiun Matraman sambil menunggu ojek datang. Namun saat ini saya sudah jarang membeli jajanan di Stasiun Tanah Tinggi karena berisiko jadi "roti penyet" karena makanan yang saya taruh dalam tas akan tergencet saat berdiri dan terdorong penumpang lain yang masuk dalam KRL. Untuk mengantisipasi lapar saat dalam perjalanan, saya usahakan makan camilan kering seperti wafer yang saya makan saat dirumah untuk sekedar menganjal perut.

Sama seperti di Stasiun Tanah Tinggi, makanan yang dijual di dekat Stasiun Matraman kurang lebih sama namun disana jenis makanannya lebih banyak seperti ada yang berjualan pecel, buah potong, minuman dingin dan lainnya (saya baru ingat, sekarang sudah tidak ada penjual martabak). Untuk pembayaran, rata-rata penjual makanan di Stasiun Matraman memiliki barcode qris sehingga memudahkan pembeli yang tidak memiliki uang cash untuk membayar makanan yang dibeli dan tinggal menunjukkan buktinya kepada penjual. (Tonton video Banyak pilihan jajanan di Stasiun Matraman)

Manfaat lain pembayaran menggunakan qris adalah apabila uang cash yang kita punya bernilai besar (50 atau 100 ribu) padahal hanya jajan senilai 5 atau 10 ribu, pembeli tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan kembalian dari penjual (yang kadang harus menukar uangnya terlebih dahulu dengan penjual lainnya) kecuali kita memang “sengaja menukar uang pecahan” dengan cara halus hehehehe…

Saya memilih untuk membeli roti (donat dan bolu) dibandingkan nasi karena setelah sampai dikantor, saya akan menikmatinya dengan cofeemix. Saya juga jarang membeli gorengan karena menurut saya tidak cocok untuk dinikmati bersama kopi. Setelah sarapan, barulah saya siap untuk bekerja. (Tonton video Jajan Donul (Donat Menul)

Dengan membeli jajanan di dekat Stasiun, secara tidak langsung telah terjadi hubungan simbiosis mutualisme dimana kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan. Pembeli terbantu karena mendapatkan makanan untuk sarapan yang murah dan mengenyangkan, sedangkan bagi penjual apabila dagangannya habis terjual maka mereka dapat memutar uangnya untuk modal berjualan lagi.

Akhir kata, selamat berkarya dan sukses selalu dimanapun kita berada aamiin...

 

 

Komentar

Tampilkan/Sembunyikan Form Komentar Please login to post comments or replies.