Disclaimer : Saat ini penghasilan (uang) tidak hanya diperoleh dari bekerja diluar rumah seperti sebagai pegawai kantor ataupun sektor lainnya. Perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan perempuan yang tetap ingin mengurus dan mendampingi anak-anaknya dirumah dapat memiliki penghasilan sendiri karena bisa dilakukan secara online dengan jadwal fleksibel tanpa harus keluar rumah
Dahulu ada anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah apalagi sampai kuliah dan menjadi sarjana karena pada akhirnya mereka harus kembali pada kodratnya yaitu menjadi ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anaknya dirumah.
Salah satu tokoh perempuan Jawa yang mendobrak anggapan lama bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi adalah Kartini dengan karyanya yang terkenal yaitu “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Dampak dari karya Ibu kita Kartini tersebut adalah anak-anak perempuan akhirnya dapat bersekolah dan bahkan memiliki pekerjaan yang sama dengan laki-laki. Saat ini perempuan dapat bersaing memperoleh sebuah pekerjaan yang dahulu hanya didominasi oleh laki-laki (seperti pilot, tentara, teknisi/mekanik, dll) dengan bakat, kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya mereka dapat bekerja sesuai cita-cita.
Namun bagi perempuan yang tetap lebih memilih sebagai ibu rumah tangga, ada baiknya anda tetap sekolah dan mengeyam pendidikan tinggi ataupun memiliki keahlian tertentu yang sesuai dengan bakat dan passion anda karena anda akan menjadi pendidik pertama bagi anak-anak anda.
Bayangkan saat anda tidak sekolah dan menjadi buta huruf, bagaimana anda akan mengajarkan anak anda membaca dan menulis saat mereka belum memasuki usia sekolah. Apabila anda sekolah, meskipun bukan ahli pada mata pelajaran tertentu namun anda tetap dapat mengajarkan anak anda saat mengerjakan tugas sekolah.
Selain itu, ada baiknya ibu rumah tangga juga memiliki penghasilan (uang) sendiri dengan cara berjualan secara online ataupun sebagai pekerja lepas/paruh waktu (menjadi penulis atau mengerjakan proyek tertentu sesuai keahlian atau latar belakang pendidikan) sehingga anda tetap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada saat sekolah/kuliah namun sekaligus tetap dapat mengurus dan mendampingi anak-anak dirumah. (Baca tulisan Saatnya upgrade skill anda)
Selain memiliki tabungan dari uang yang diberikan suami setiap bulan, beberapa alasan mengapa perempuan harus memiliki penghasilan sendiri adalah sebagai berikut:
1. Suami Meninggal Dunia
Bagi orang beragama dan percaya bahwa rejeki, jodoh dan kematian sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa maka kita harus yakin bahwa setiap manusia akan meninggalkan dunia dan kembali kepada Sang Pencipta. Hanya saja kita tidak pernah tahu kapan waktu kita ataupun keluarga akan meninggal.
Meskipun rejeki sudah diatur dan setiap anak memiliki/membawa rejekinya sendiri namun apabila perempuan hanya mengandalkan penghasilan (uang) dari suaminya saja (yang bekerja) maka pada saat suami meninggal, uang yang biasa anda terima dari suami setiap bulan (berasal dari gaji suami bekerja) juga akan berhenti anda terima.
Apabila suami anda mendapatkan uang pensiun dari kantor atau memiliki asuransi jiwa/BPJS Ketenagakerjaan yang dapat dicairkan pada saat mereka meninggal, mungkin anda tidak terlalu berat untuk memenuhi kebutuhan hidup serta biaya pendidikan dan kesehatan anak-anak selanjutnya.
Namun apabila suami tidak memiliki uang pensiun ataupun asuransi, tidak memiliki asset yang dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta biaya pendidikan dan kesehatan anak-anak dan lebih parahnya lagi meninggalkan utang maka pada akhirnya mungkin anda akan bergantung atau meminta bantuan pada orangtua atau kerabat dan teman dekat untuk mengatasi masalah tersebut. Tetapi harus dingat bahwa orangtua dan kerabat/teman tidak selamanya dapat membantu anda terus menerus karena mereka memiliki kebutuhan hidup sendiri.
Apabila anda memiliki sedikit tabungan/deposito atau simpanan berupa emas, dan penghasilan dari jualan online atau bekerja paruh waktu, meskipun mungkin tidak dapat menutupi seluruh pengeluaran rutin seperti biasanya namun minimal anda masih dapat bertahan hidup tanpa harus ketergantungan secara ekonomi dan meminta bantuan kepada orang lain.
Selain itu, manfaat lain sebagai pekerja paruh waktu adalah hasil kerja (portofolio) yang telah anda bangun tersebut bisa menjadi modal awal anda apabila pada akhirnya “terpaksa” memutuskan untuk kembali bekerja dikantor. Meskipun pada awalnya berat karena harus meninggalkan anak-anak namun penghasilan yang diperoleh dari bekerja kantoran pada umumnya lebih tinggi dari penghasilan sebagai pekerja paruh waktu.
Namun demikian, anda harus benar-benar memperhitungkan antara biaya pengeluaran apabila anda akan bekerja kembali diluar rumah seperti biaya tranportasi, biaya pembelian baju beserta perlengkapannya (karena anda akan bertemu dengan banyak orang/klien), biaya gaji untuk pengasuh anak, dan lainnya. Apabila penghasilan (gaji) tersebut tidak sebanding dengan biaya pengeluaran maka ada baiknya anda tetap bekerja paruh waktu, hanya saja anda harus dapat menyesuaikan penghasilan anda dengan biaya pengeluaran kebutuhan sehari-hari. (Baca tulisan Persiapan sebelum Krisis ini terjadi (Bagian 2)
2. Suami Sakit Keras
Pada poin pertama, ketika suami meninggal maka wujud fisiknya sudah tidak berada di depan anda. Namun pada saat suami sakit keras dan bahkan harus dirawat di Rumah Sakit (RS) dalam jangka waktu lama sehingga tidak dapat bekerja lagi maka bisa jadi suami anda di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari tempatnya bekerja dan tidak memperoleh penghasilan lagi. (Baca tulisan Siapkan Dana ini sebelum Pensiun (Dini)
Hampir sama dengan poin sebelumnya, anda akan menjadi tulang punggung untuk membiayai dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Hanya saja saat suami anda sakit keras dan dirawat di RS, maka anda mendapatkan “tugas tambahan” lebih berat yaitu mencari uang untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, sekaligus merawat suami yang sedang sakit dan menyiapkan biaya perawatannya di RS (minimal biaya konsultasi ke dokter dan obat setiap bulan).
Untuk itu, menjaga kesehatan sangatlah penting bagi anda dan keluarga. Usaha yang bisa kita lakukan adalah biasakan makan makanan bergizi, rutin berolahraga dan istirahat yang cukup sehingga (semoga) kita semua dapat terhindar dari penyakit berbahaya.
Sementara ini dulu yang dapat saya sampaikan pada bagian pertama, nantikan tulisan selanjutnya. Akhir kata, selamat berkarya dan sukses selalu dimanapun kita berada :D

Komentar