Seperti biasa saya menyempatkan diri untuk menonton Opera Van Java di Trans7 karena kelucuan para wayangnya cukup menghilangkan penat dikepala setelah seharian bekerja dikantor dan menjadi seorang penglaju. Pada kamis tanggal 5 Mei 2011 kemarin, ada yang unik dari tayangan OVJ ini. Bukan karena jalan ceritanya atau bintang tamu yang di undang tetapi saya lebih tertarik pada penonton yang memakai seragam SMU namun berambut gondrong.
Sebelum cerita dimulai, dalang Parto menyapa para penonton yang hadir di studio. Saat itu dia memperkenalkan bahwa para penonton yang berambut gondrong tersebut merupakan anak-anak SMU yang memang diperbolehkan memiliki rambut gondrong dengan syarat rata-rata nilai raportnya adalah 8 (delapan). Maka dalang Parto pun bilang bahwa anak-anak yang berambut gondrong itu sebenarnya justru anak-anak pintar di sekolahnya. Saya pun jadi terkesima, ternyata sekolah ini cukup “berani” membuat suatu peraturan yang berbeda dari sekolah lainnya karena biasanya para siswa dilarang untuk memiliki rambut panjang atau biasa disebut gondrong.
0 Komentar..





Dewasa ini, fenomena penglaju atau commuter semakin jelas terlihat terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga menjadi pusat perekonomian dimana gedung-gedung perkantoran baik negeri maupun swasta banyak terpusat disini. Kepadatan jumlah penduduk akibat arus urbanisasi dan tingginya angka kelahiran yang tidak diimbangi dengan penyediaan lahan pemukiman menyebabkan harga tanah dan rumah menjadi sangat mahal, hal ini sesuai hukum pasar dimana permintaan (atau kebutuhan akan rumah) bertambah maka harga akan mahal. Pada akhirnya, banyak orang (terutama yang sudah berkeluarga) akan mencari pemukiman/perumahan di luar kota Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi karena relatif masih terjangkau harganya. Konsekuensinya adalah jarak yang harus ditempuh dari tempat tinggal menuju tempat bekerja menjadi semakin jauh sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk tiba di kantor.





