Realita

Pelecehan Seksual Ada Dimana-mana

E-mail Cetak PDF

Pelecehan dalam kereta

Pelecehan Seksual / Sexual Harassmentdua kata ini sudah tidak asing lagi karena sering kita dengar, lihat tetapi disadari atau tidak mungkin saja kita (sudah) menjadi korban/objek pelecehan seksual atau bahkan pelaku pelecehan seksual, mengapa demikian…?!?!?!

Menurut saya, fenomena pelecehan seksual ibarat angin…sesuatu yang ada dan nyata, bisa kita rasakan namun sulit untuk mengetahui bentuknya karena pemahaman setiap orang terhadap tindakan tersebut berbeda-beda. Misalnya saja ketika harus berdesak-desakan di kendaraan umum seperti bis atau kereta dimana penumpang baik laki-laki maupun perempuan ‘dipaksa’ harus berhimpitan sehingga tubuh yang satu menempel dengan tubuh lainnya. Tidak jarang situasi dan kondisi tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk melakukan pelecehan seksual dengan cara menempelkan alat kelaminnya ke tubuh orang lain. Saat itu terjadi, reaksi korban pun berbeda-beda, ada yang langsung marah atau melotot, berusaha menghindar dan ada juga yang hanya diam/cuek saja karena memaklumi kondisi yang serba terbatas tersebut. Dalam kondisi seperti itu, korban sering kali mengalami kesulitan untuk ‘melawan’ karena pelaku memiliki 1001 macam alasan yang justru bisa memojokkan dan membuat malu korban.


2 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

Merenda Asa Di Bukit Patuk Gunung Kidul Yogyakarta

E-mail Cetak PDF

Merenda Asa Di Bukit Patuk Sekarang kau pergi menjauh, sekarang kau tinggalkan aku disaat ku mulai mengharapkanmu… Mentari merambati senja bersanding mendung di Yogyakarta. Semilir angin dingin menghembusi sebuah warung terbuka temaram. Lirik lagu dari Rossa berjudul Aku Bukan Untukmu tadi terlantun pasrah dari bibir sang penyanyi. Malangnya tembang itu makin membekukan hati si pemilik warung itu. Seperti juga malam-malam sebelumnya, lagu yang berkumandang disana selalu saja melankolis. Beberapa kaset VCD yang tertata rapi dalam kotak plastik seperti no woman no cry hingga bang Thoyib pun menjadi “lagu kebangsaan” di warung tadi. Macam lagu yang menyisipkan lirik bertema rasa sepi dan nelangsa. Cocok dengan dengan suasana benak si pemilik itu ataupun pengunjung yang mampir disana. Tak banyak yang menyadari, di balik keindahan Bukit Patuk yang dikenal luas oleh public, ada semacam kegetiran asa untuk bertahan hidup.


0 Komentar..
LAST_UPDATED2
Selanjutnya...

JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL