1. Pantai Lovina
Inilah pantai terfavorit di utara Bali. Terletak sekitar 10 kilometer dari kota bekas kerajaan Buleleng di Singaraja, pantai berpasir hitam ini menawarkan aktivitas seru menonton lumba-lumba liar. Ratusan mamalia cerdas biasanya muncul di pagi hari, sekitar satu kilometer dari lepas pantai. Tur ditawarkan oleh banyak biro perjalanan maupun hotel dikawasan Lovina.
Wisatawan akan dibawa naik perahu untuk kemudian menunggu kemunculan lumba-lumba. Namun tidak ada jaminan mereka akan selalu muncul. Sedikit keberuntungan tetap dibutuhkan agar bisa menyaksikan mereka. Dikelilingi puluhan lumba-lumba yang menyembul begitu dekat di sekitar perahu akan menjadi pengalaman yang berkesan bagi si buah hati.
Atraksi menonton lumba-lumba mulai dipopulerkan sejak 1950-an oleh Bupati Buleleng. Anak Agung Panji Tisna menyulap Pantai Lovina yang tadinya sepi menjadi hidup. Kini, sebanyak 90 persen turis yang berkunjung ke utara Bali, pasti singgah di pantai ini.
Air laut yang tenang menjadikan Lovina tempat ideal untuk aktivitas berenang ataupun berlayar. Alam bawah lautnya yang terawat berkat program pelestarian terumbu karang juga menarik untuk diselami. Obyek-obyek di sekitar kawasan ini yang juga menarik untuk disatroni adalah tempat pemandian air panas Banjar, Danau Berantan, Klenteng Budha dan Air Terjun Gitgit.
2. Kebun Raya Bogor
Seperti apa bentuk pohon vanili atau kayu manis? Walaupun namanya terdengar familiar, belum tentu anda tahu seperti apa bentuknya—apalagi si kecil. Berjarak hanya satu jam dari Jakarta, Kebun Raya Bogor merupakan tempat ideal bagi putra-putri anda mempelajari kekayaan botani bumi.
Berdiri di area seluas 87 hektare, Kebun Raya Bogor mengoleksi lebih dari 15 ribu jenis tumbuhan, salah satunya bunga bangkai, tumbuhan langka yang sekaligus menjadi maskot tempat ini. Tingginya bisa mencapai dua meter, menjadikannya bunga terbesar di dunia. Pada 8 Januari 2010 lalu, salah satu bunga bangkai koleksi kebun merekah.
Di masa Kerajaan Sunda, Kebun Raya Bogor merupakan hutan buatan yang diciptakan untuk menjaga keasrian lingkungan di sekitarnya. Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang mendiami istana di sebelah kebun kemudian mengembangkan halaman istana menjadi kebun yang cantik pada awal 1800-an. W.Kent, ahli botani yang ikut merancang Kew Garden di Inggris, dipanggil untuk merealisasikan agenda ini.
Ada empat rute yang bisa dilalui untuk menikmati koleksi kebun. Rute pertama adalah yang paling menarik. Anda akan dibawa menyusuri jalan yang dibingkai pohon kenari hingga berakhir di Tugu Lady Raffles. Istana Bogor yang memiliki kolam teratai juga bisa disaksikan di rute ini. Di sebelah kolam, terdapat Litchi chinensis, pohon berusia 187 tahun.
3. Museum Batik Danar Hadi
Lewat media massa, anak anda mungkin pernah menyaksikan sejumlah orang mengamuk setelah mengetahui batik diklaim negeri tetangga. Meraka barangkali juga pernah mendengar UNESCO mengakui batik sebagai warisan kebudayaan Indonesia. Adalah wajar jika mereka kemudian bertanya : Apa itu batik? Siapa yang menemukannya? Bagaimana membuatnya? Jawabannya bisa ditemukan di Museum Batik Danar Hadi di Solo.
Terletak di di bulevar Slamet Riyadi, Musem Batik Danar Hadi menyimpan lebih dari 10 ribu helai kain batik dari periode 1840-1970; sebanyak 700 diantaranya dipajang bagi pengunjung. Selama di museum, pengunjung senantiasa ditemani pemandu yang akan menjelaskan kisah-kisah di balik tiap kain.
Batik berwarna coklat yang mulanya hanya berkembang di lingkungan keraton, ternyata tak Cuma berfungsi sebagai penutup tubuh. Motif-motifnya turut menentukan status si pemakai di masyarakat. Bahkan ada motif keramat yang hanya boleh digunakan oleh raja dan keturunannya. Pada perkembangannya, batik menerima pengaruh dari berbagai tempat. Di masa pendudukan Belanda, motif batik menampilkan dongeng dari tanah Eropa, salah satunya kisah “putih salju”.
Di museum, selain mempelajari perkembangan batik, anak-anak juga bisa mengikuti kelas membatik. Museum buka setiap hari.
4. Tana Toraja
Tana Toraja adalah satu dari sedikit tempat di dunia di mana upacara kematian dirayakan lebih meriah daripada pernikahan. Kepercayaan Aluk Todolo’ warisan nenek moyang hingga kini masih mewarnai kehidupan keseharian warga. Salah satu tradisi khasnya adalah upacara kematian Rambu Solo’. Tingginya penghargaan pada kehidupan setelah mati membuat upacara kematian dirayakan sangat meriah. Hewan-hewan ternak seperti kerbau dan babi disembelih. Warga percaya, makin banyak hewan yang dikurbankan, makin ringan kaki si arwah melangkah ke surga.
Upacara ini berlangsung selama seminggu. Setelah itu, jasad dikuburkan di gua ataupun digantung pada makam di tebing. Karena biaya yang dibutuhkan sangat besar, seringkali jasad harus disimpan bertahun-tahun sampai keluarga almarhum memiliki cukup uang untuk menggelar ritual.
5. Danau Toba
Nama danau ini begitu sering terdenggar hingga kadang membuat kita meremehkan sejarahnya. Danau Toba adalah danau vulkanis terbesar, bukan hanya di Indonesia atau Asia, tapi di dunia. Ia tercipta dari ledakan gunung berapi maha dahsyat sekitar 75 ribu tahun lalu. Konon, saking masifnya, ledakan memusnahkan 60 persen populasi manusia yang mendiami bumi kala itu.
Memiliki panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer, dan kedalaman hingga 505 meter. Danau Toba memang lebih menyerupai laut ketimbang danau. Danau ini merupakan kaldera hasil bentukan ledakan yang terisi air, sementara Samosir ditengahnya terbentuk dari tekanan magma ke permukaan bumi. Orang menyebut Samosir sebagai pulau, walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya berdiri terpisah di tengah perairan. Danau ini terletak sekitar empat jam perjalanan dari Medan. Sementara untuk ke Samosir, pengunjung bisa naik perahu motor dari Parapat dengan waktu tempuh 45 menit.
6. Candi Borobudur
Sejak Februari 2010 lalu, Balai Konservasi Borobudur memberlakukan aturan baru : pengunjung bercelana pendek diwajibkan memakai sarung batik. Tegak menjulang 42 meter ke angkasa, Candi Borobudur menjadi bagian dari sejarah kolosal berusia hampir 12 abad. Bersama Angkor Wat di kamboja, Piramida di mesir, dan Tembok Besar Cina, ia ditahbiskan menjadi bagian dari “empat keajaiban kuno dari timur”.
Sejarah mencatat, Borobudur adalah candi terbesar kedua yang dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada sang Budha. Terletak di atas bukit di dekat desa Borobudur, Magelang, candi ini bagaikan istana yang diapit emapat “menara” besar—Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, serta Gunung Sumbing dan Sindoro di sebelah Barat.
Menyambangi Borobudur di awal Mei bisa jadi pengalaman yang tak terlupakan. Candi monumental ini akan menjadi lokasi perhelatan upacara Waisak. Para biksu dari umat Budha dari penjuru planet akan berkumpul dan melakukan prosesi peribadatan yang diawali dengan pembacaan kitab suci Dharma Padha di Candi Mendut, kemudian beramai-ramai berjalan kaki mengelilingi Borobudur sebanyak tiga putaran.
Komentar
Salam.
And i am happy reading your article. However want to remark on few normal things, The site taste is great, the articles is in reality great : D.
Excellent task, cheers