PENGALAMAN PERTAMA ENDRY BERPUASA

E-mail Cetak PDF

 

Sebelumnya (meskipun terlambat) saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, mohon maaf apabila pada tulisan-tulisan sebelumnya ada kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca. Semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, aamiin...

Pada kesempatan kali ini saya ingin menceritakan pengalaman pertama Endry berpuasa. Saat ini Endry berumur 5 tahun 9 bulan, kami sepakat untuk mengajarkan Endry berpuasa namun tanpa paksaan, dalam artian semampunya saja. Tidak banyak yang dapat kami katakan kepada Endry, kami hanya bilang mulai besok Endry harus bangun pagi-pagi sekitar jam 3 untuk makan sahur, setelah itu Endry tidak boleh lagi makan dan minum.

Beruntung hari pertama puasa tahun ini jatuh pada hari Sabtu bertepatan dengan libur kantor sehingga kami bisa mendampingi Endry berpuasa. Meskipun sebenarnya kurang tepat namun setelah kami selesai sahur dan menjalankan shalat Subuh, kami pun tidur lagi...mumpung hari ini tidak bekerja. Endry bangun sekitar jam 9 pagi kemudian langsung mandi, setelah itu bermain dengan teman-temannya sampai jam 12 siang.

Berhubung hari pertama dan Endry baru tahap belajar mengenal puasa, maka kami tanyakan apakah Endry sudah mau makan dan minum. Awalnya dia bilang tidak mau namun karena ayahnya khawatir jika Endry kelaparan maka akhirnya Endry bisa dibujuk untuk berbuka puasa. Setelah selesai makan dan minum, kami pun menjelaskan kalau Endry harus melanjutkan puasa lagi hingga maghrib nanti. Alhamdulillah dia mengerti dan bisa melanjutkan puasa hingga maghrib. Kami pun berbuka puasa bersama dirumah.

 

Untuk pengalaman pertamanya berpuasa, Endry cukup bisa diajak kompromi dalam artian tidak rewel, mengeluh ataupun minta gendong. Berbeda sekali dengan pengalaman saya pada waktu pertama kali belajar puasa pada saat masih kecil. Dulu setiap puasa, sepulang dari sekolah TK sampai rumah saya akan minta gendong ibu saya hehehehe sambil menunjukkan rasa lemas karena lapar. Selain itu, kalau saya tahu masih ada makanan sisa sahur misalnya sarden, maka saya akan merengek untuk minta makan. Berbeda sekali dengan Endry yang terlihat sangat menikmati puasanya.

Namun sebenarnya bisa dibilang ini bukanlahnya pengalaman pertamanya berpuasa karena pada saat saya hamil dulu, saya sudah “melatih” Endry untuk berpuasa. Saat itu Endry sudah berusia sekitar 9 bulan di dalam kandungan dan untuk menjaga agar berat badannya saat lahir tidak terlalu berlebihan maka saya menjalankan puasa. Saat itu Alhamdulillah saya sempat berpuasa selama 11 hari hingga kemudian keluar flek yang menandakan kalau Endry segera lahir sehingga saya berhenti berpuasa. Dari pengalaman tersebut, bisa dibilang apa yang dialami Endry sekarang mungkin ada kaitannya dengan pengalamannya berpuasa pada saat masih dalam kandungan. Maka dari itu, saya mengulangi hal yang sama pada anak kedua saya yang masih berada dalam kandungan berusia sekitar 11 minggu untuk belajar berpuasa dan Alhamdulillah saya masih kuat menjalankannya hingga sekarang meskipun kadang ada kekhawatiran apakah bayi saya tercukupi gizinya. Namun saya pasrah saja dan percaya bahwa Tuhan pasti akan menjaga bayi dalam kandungan saya ini, aamiin...

Kembali lagi soal Endry, hingga hari ini Minggu, 4 Juni 2017 Endry masih tetap menjalankan puasanya bahkan pada hari Kamis, 1 Juni 2017 yang lalu dia sempat menjalankan puasa hingga maghrib. Padahal seperti biasa, setiap dzuhur kami selalu mengingatkan untuk berbuka puasa namun hari itu dia bersikukuh tidak mau makan. Namun pada hari Sabtu pagi, dia sangat sulit dibangunkan sehingga kami biarkan saja, mungkin dia mulai terlalu lelah bangun pagi untuk sahur. Ketika dia bangun sekitar jam 9, kami pun langsung memintanya untuk makan namun dia tolak dengan alasan sedang berpuasa dan hanya mau makan pada saat dzuhur nanti seperti biasanya. Setelah mandi, diapun bermain dengan teman-temannya tanpa terlihat lemas...Alhamdulillah.

Berhubung saya sendiri juga sedang hamil muda, maka tidak banyak yang dapat saya ajarkan kepada Endry. Seharusnya disela-sela waktu yang ada, saya mengajarkan mengaji atau hapalan doa-doa tapi paling kami lakukan setelah shalat berjamaah saja karena saya sendiri juga harus bekerja. Namun Alhamdulillah saya tetap bersyukur karena dapat menjalankan ibadah puasa ini dengan baik meskipun mungkin tidak maksimal karena banyak tidur juga...mungkin karena hamil jadi sering mengantuk.

Meskipun Endry mulai susah untuk diajak makan sahur tapi mudah-mudahan dia bisa menyelesaikan puasanya hingga lebaran nanti, demikian juga saya. Semoga kami sekeluarga dan semua orang yang sedang menjalankan puasa diberikan kekuatan dan kesabaran untuk bisa menyelesaikan puasa ini hingga akhir nanti, aamiin...

 

Komentar

Tampilkan/Sembunyikan Form Komentar Please login to post comments or replies.