Hari ini Hitam Putih mengundang (lagi) seorang kakek menakjubkan. Kenapa saya bilang menakjubkan karena meskipun sudah berumur 78 tahun kakek yang bernama Aris Widodo ini mampu berkeliling Indonesia hanya menggunakan sepeda.
Cerita tentang kakek ini bermula dari perjalanannya dari Pacitan menuju Banyuwangi selama kurang lebih 4 (empat) hari dengan bersepeda untuk ikut “berpartisipasi” dalam acara International Tour de Banyuwangi Ijen (ItdBI) 2016 pada bulan Mei yang lalu, sebuah acara perlombaan balap sepeda bertaraf Internasional dimana pesertanya berasal dari dalam dan luar negeri. Menurut cerita, kakek Aris sebenarnya ingin sekali menjadi salah satu peserta lomba tersebut namun beliau mengukur kemampuannya sehingga tetap ikut serta meskipun hanya bersepeda santai. Atas partisipasinya tersebut, beliau mendapatkan sepeda baru dari Bupati Banyuwangi.
Setelah itu beliau juga bercerita tentang petualangannya bersepeda selama 3 (tiga) tahun dari Sabang sampai Merauke...menakjubkan bukan? Pertanyaan yang pasti muncul adalah dimana beliau tidur atau beristirahat, bagaimana makannya, apakah beliau tahu arah yang dituju dan lain-lain. Beliau menjawab biasanya tempat yang akan di singgahi untuk tidur adalah pom bensin dan kantor polisi atau semacamnya. Beliau juga membawa buku yang berisikan cap atau stempel dari sebuah desa/kelurahan/kecamatan yang pernah di singgahi atau dilewatinya sebagai tanda bukti bahwa beliau pernah ke tempat itu, mungkin jadi semacam paspor ketika seseorang berkunjung keluar negeri. Berbicara mengenai paspor, ternyata beliau juga pernah bersepeda ke Singapura, Malaysia, dan juga Thailand...sekali lagi saya akan bilang menakjubkan bukan?
Adapun peralatan dan perlengkapan yang dibawa pun sederhana, beliau hanya mengandalkan peta biasa bukan GPS seperti yang digunakan oleh orang-orang jaman sekarang. Kalaupun mungkin tidak tahu, beliau akan bertanya pada orang-orang yang ditemuinya dijalan. Mengapa tidak menggunakan GPS di handphone, beliau bilang tidak dapat mengoperasikan handphone yang canggih karena beliau hanya lulusan SD itupun hanya sampai kelas 3, setidaknya sudah bisa baca tulis. Sedangkan uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari merupakan hasil tabungannya selama bekerja dulu.
Ketika ditanya mengapa beliau mau melakukan hal-hal tersebut, beliau menjawab hidup hanya sekali dan harus di nikmati. Selain itu, bersepeda memang hobinya sejak dulu. Bisa jadi berkeliling Indonesia merupakan cita-citanya sejak lama hanya saja baru bisa terwujud saat beliau sudah berusia lanjut. Bahkan keluarganya pun tidak dapat melarang keinginan beliau untuk bersepeda kemanapun, beliau percaya dan pasrah kepada Tuhan bahwa akan selalu mendapat perlindungan. Ini terbukti ketika di Batam beliau sempat terserempet motor hingga jatuh dan sepedanya rusak namun Alhamdulillah beliau tidak terluka sedikit pun...
Dari cerita pengalaman kakek Aris itu saya jadi berfikir ulang terhadap kehidupan saya ini. Saya sedang mengingat-ingat hal apa saja yang belum saya capai atau ingin wujudkan harus mulai saya wujudkan dari sekarang karena belum tentu saya memiliki kesempatan yang sama dengan yang didapat oleh kakek Aris. Hal pertama yang harus saya perbaiki adalah ketidak konsistensian saya ketika mengerjakan sesuatu. Banyak hal yang ingin saya lakukan namun sangat sulit untuk memulai awalnya. Contohnya saja menulis...seperti yang sudah saya ceritakan di tulisan sebelumnya bahwa ttema tentang pengemis sudah lama ingin saya tulis tapi baru kemarin terealisasi setelah menonton seorang kakek berumur 84 tahun masih berjualan tas di pasar.
Saya jadi teringat sebuah kalimat yang kurang lebih berbunyi “Seribu langkah pencapaian akan tercapai ketika langkah pertama tertapaki diiringi langkah-langkah berikutnya”. Jadi ketika kita memiliki sebuah cita-cita, kita harus mau memulai dan konsisten melakukannya. Memang tidak mudah karena halangan pasti akan selalu menghadang namun bukan berarti tidak dapat dilalui karena setiap cobaan pasti ada hikmahnya dan menghadapi masalah akan membuat kita semakin kuat.
Jadi berusahalah mencapai cita-cita mu karena hidup hanya sekali jadi harus di nikmati :)
“Menjadi Tua adalah anugerah dari Tuhan karena tidak semua orang bisa mendapatkannya, Hitam Putih, 10 Juni 2016”
Komentar