Saat ini, museum cenderung kurang diminati masyarakat sebagai pilihan tempat untuk berekreasi menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Banyak orangtua yang cenderung memilih mall sebagai tempat hiburan bersama anak-anak mereka karena selain bisa sekalian berbelanja kebutuhan rumah tangga, di mall juga terdapat tempat bermain untuk anak-anak baik indoor seperti timezone ataupun permainan outdoor. Selain mall, kolam renang semacam water boom juga banyak diminati oleh anak-anak karena beragamnya pilihan alat permainan.
Sangat jarang sekali anak-anak diajak orangtuanya ke museum padahal selain tiketnya yang sangat murah dan terjangkau, anak anda dapat belajar dan mengetahui banyak hal dimuseum. Menurut saya, adanya kesan kumuh karena tempatnya tidak terawat dengan baik serta suasana yang membosankan menyebabkan orangtua enggan untuk mengajak anak-anaknya untuk berkunjung ke museum. Museum biasanya hanya dikunjungi oleh rombongan sekolah yang tengah mengadakan study tour, itupun tidak serta merta membuat para anak didik menjadi tertarik pada museum. Biasanya mereka akan di beri lembar tugas dan akan mencari jawabannya dengan bertanya pada guide atau pemandu di museum tersebut sehingga kunjungan ke museum hanya sebatas untuk memenuhi tugas sekolah. Hanya sebagian dari mereka yang ingin kembali mengunjungi museum tersebut bersama keluarga atau teman-teman di lingkungan rumahnya.
Museum merupakan sarana dalam pengembangan budaya dan peradaban manusia. Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya, melainkan juga dapat bergerak di sektor ekonomi, politik, sosial dan lain-lain. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peran strategis terhadap penguatan identitas masyarakat. Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai media edukasi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan alam dan budaya manusia kepada publik.
Tiga pilar utama permuseuman di Indonesia, yaitu : 1). Mencerdaskan kehidupan bangsa; 2). Memperkuat kepribadian bangsa; 3). Membangun ketahanan nasional dan wawasan nusantara. Ketiga pilar ini merupakan landasan kegiatan operasional museum yang dibutuhkan di era globalisasi ini. Pada saat masyarakat mulai kehilangan orientasi akar budaya atau jati dirinya, maka museum dapat memberi inspirasi tentang hal-hal penting dari masa lalu yang harus diketahui untuk menuju ke masa depan.
Oleh karena itu, untuk menempatkan museum pada posisi sebenarnya yang strategis, diperlukan gerakan bersama untuk penguatan, pemahaman, apresiasi dan kepedulian akan identitas dan perkembangan budaya bangsa yang harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia, baik dalam skala lokal, regional maupun nasional. Gerakan bersama tersebut dinamakan Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM).
Gerakan Nasional Cinta Museum adalah upaya penggalangan kebersamaan antar pemangku kepentingan dan pemilik kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi museum, guna memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan kebudayaan. Gerakan ini bertujuan untuk membenahi peran dan posisi museum yang difokuskan pada aspek internal maupun eksternal.
Aspek internal tertuju pada revitalisasi fungsi museum dalam rangka penguatan citra melalui pendekatan konsep manajemen yang terkait dengan fisik dan non fisik. Aspek eksternal lebih kepada konsep kemasan program, yaitu sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat.
Sudah saatnya merubah image museum dari tempat kumuh dan membosankan menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak untuk bermain sambil belajar karena banyak pengetahuan dan keterampilan yang dapat diperoleh dari museum-museum yang ada di negeri kita ini. Dukungan masyarakat sangat di butuhkan untuk mempublikasikan bahwa berekreasi ke museum sama menyenangkannya seperti berekreasi ketempat wisata lainnya.
Tidak semua museum membosankan loh karena anak anda bisa melihat beraneka macam jenis layangan dari yang berukuran kecil hingga besar dan diajarkan membuat layang-layang di Museum Layang-Layang atau mereka dapat juga melihat beraneka jenis wayang serta diajarkan membuat wayang dari janur (daun muda pohon kelapa) di Museum Wayang.
Selain Museum Layang-Layang dan Museum Wayang, ada juga museum Seni Rupa dan Keramik. Disana mereka dapat membuat keramik dari tanah liat khusus yang telah diolah dan bahan tersebut sudah disediakan oleh pihak museum. Bagi anak-anak disediakan cetakan keramik berbentuk hewan, sedangnya untuk orang dewasa disediakan alat putar keramik. Jadi, selain mendampingi putera-puterinya membuat keramik, ayah dan bunda juga bisa ikut serta membuat keramik. Kegiatan kecil ini dapat mempererat dan memperkuat ikatan batin antara orangtua dan anak selain juga menambah pengetahuan dan keterampilan pada anak.
(Referensi museum lainnya, baca juga : 7 museum unik bagi anak)
Jadi tunggu apa lagi, ayo ajak anak anda mengunjungi museum dan dukung Gerakan Nasional Cinta Museum sekarang juga.
Komentar