Pada tulisan sebelumnya saya membahas tentang bagaimana mengajarkan Endry untuk membereskan mainannya, kali ini saya akan membahas bagaimana mengajarkan Endry untuk membereskan buku-buku dan peralatan sekolahnya. Kemarin sudah sedikit saya singgung kalau Endry sudah saya masukkan ke TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di mushalla perumahan saya dan juga “sekolah” di Bimba AIUEO. Otomatis Endry memiliki buku Iqra untuk belajar mengenal huruf hijaiyah dan juga buku tulis untuk menempel tugas-tugas dan pekerjaan rumah dari Bimba.
Namun, jauh sebelum itu, Endry sudah saya belikan buku-buku seperti buku bantal (aman untuk anak usia dibawah 1 tahun karena terbuat dari kain sehingga tidak mudah sobek dan bisa dicuci), buku-buku mengenal benda, hewan, huruf dan juga angka. Selain buku-buku tersebut, juga saya siapkan alat tulis seperti pensil dan juga spidol, stabilo ataupun pensil warna supaya Endry belajar mengenal warna. Nah untuk menghindari dinding dari coret-coretan Endry maka saya juga menyiapkan buku gambar sehingga Alhamdulillah sampai saat ini dinding rumah bebas dari coretan hehehehe seperti sudah saya ceritakan sebelumnya, ibu saya perfeksionis sehingga tembok tidak boleh kotor oleh coretan. Meskipun tidak boleh dicoret, namun ibu tidak melarang saya menempelkan semacam stiker yang khusus ditempel di dinding berbentuk macam-macam hewan, kendaraan dan juga huruf. Selain sebagai penghias dinding, stiker tersebut bisa kita gunakan juga untuk mengajarkan anak mengenal huruf.
Kembali lagi pada masalah buku, sama halnya dengan mainan yang harus dibereskan, saya juga meminta Endry untuk membereskan buku-bukunya setelah dibaca atau digunakan. Untuk itu saya menyiapkan tempat untuk meletakkan atau menyimpan bukunya seperti lemari khusus untuk menyusun buku. Sebisa mungkin susunlah buku dengan posisi berdiri agar judul buku mudah dilihat sehingga memudahkan kita atau anak untuk mengambilnya. Buku-buku juga dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, bisa juga disusun berdasarkan buku dengan ukuran besar sampai kecil ataupun buku dengan ukuran tebal hingga tipis.
Supaya anak tertarik untuk membaca buku, kita dapat membelikan buku-buku dengan isi dan gambar yang menarik ataupun gambar-gambar yang disukainya. Tidak hanya buku bergambar namun bisa juga yang ada kata-kata atau ceritanya sehingga kita bisa menjelaskan gambar tersebut (ini memudahkan orang tua yang tidak pandai mengarang cerita hehehehe). Sebisa mungkin belikan buku yang penuh warna-warni atau full colour sehingga anak juga bisa belajar warna.
Untuk anak usia 0 – 2 tahun, ada baiknya dibelikan buku yang memiliki tekstur atau gambar timbul sehingga bisa dia raba, ini bisa merangsang (kalau tidak salah) motorik halusnya yang baik untuk perkembangannya. Pilih buku-buku dengan bahan yang tidak mudah rusak atau robek karena anak-anak cenderung senang “merusak” atau memasukkan barang ke mulutnya. Apabila anak mencoret-coret bukunya (kalau menurut saya) biarkan saya dari pada mereka mencoret-coret dinding namun tetap kita ajarkan jika ingin mencoret-coret atau belajar menggambar, mereka bisa menggunakan buku gambar bukan buku pelajaran, kecuali memang buku tersebut merupakan buku mewarnai.
Setelah Endry masuk TPA dan Bimba AIUEO, saya akan mengulang pelajaran yang Endry terima baik di TPA maupun di Bimba pada malam hari setelah saya pulang kerja. Meskipun lelah, saya tetap harus memeriksa pekerjaan rumah atau menemani Endry belajar. Ini saya lakukan karena kadang soal yang dikerjakan Endry sebenarnya jawabannya salah namun tetap dibenarkan oleh gurunya, mungkin karena sedang tidak konsentrasi. Saya sih maklum saja karena namanya mengajarkan anak-anak apalagi bukan anaknya sendiri pasti sangat merepotkan, makanya sebisa mungkin saya akan memeriksa tugas apa saja yang dikerjakan Endry hari itu. Bahkan jika saya sedang dinas keluar kota, ketika sudah dirumah saya akan memeriksa pekerjaan dari beberapa hari sebelumnya atau selama saya tinggal.
Setelah belajar, saya akan meminta Endry untuk menyiapkan dan memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tasnya. Endry memiliki 2 tas, 1 untuk TPA dan 1 lagi untuk ke Bimba sehingga dia tidak perlu mengeluarkan lagi isi tasnya ketika akan ke Bimba pada pagi hari atau ke TPA pada sore hari. Semua saya siapkan pada malam hari sebelum Endry tidur, ini saya lakukan supaya tidak ada buku atau alat tulisnya yang tertinggal karena berganti tas. Pada umumnya, orang yang suka berganti tas (terutama perempuan) ada saja barang yang tertinggal di tas sebelumnya (makanya saya hanya punya 1 tas hehehehe), sangat menjengkelkan jika barang yang tertinggal justru barang yang sangat penting misal tanda pengenal.
Meskipun Endry memasukkan sendiri keperluan sekolahnya namun tetap saya dampingi, namanya anak-anak pasti kadang suka teledor lupa memasukkan barangnya. Kita harus selalu berulang-ulang mengingatkan mereka agar tidak lupa. Jika masih ada waktu sebelum Endry tidur, saya akan membacakan buku atau mewarnai gambar. Karena dilakukan setiap malam (kecuali saya sedang dinas keluar kota), saya pun jadi ikut “ketagihan” mewarnai sampai saya membeli crayon khusus untuk saya sendiri karena dulu orang tua saya tidak mampu membelikan crayon yang bagus untuk saya.
Berbicara masalah crayon dan pensil warna, saya selalu mengingatkan Endry untuk mengembalikan crayon atau pensil warna tersebut keposisi semula. Supaya mudah, saya mengajarkan Endry untuk mengambil satu persatu, setelah digunakan harus langsung dikembalikan ke tempat semula. Untuk crayon agak mudah mengembalikannya karena masing-masing sudah ada tempatnya. Namun untuk pensil warna, ketika diambil satu biasanya akan bergeser sehingga agak sulit mengembalikannya keposisi semula. Khusus pensil warna, saya juga harus memastikan pensil tersebut masih lancip atau tumpul. Meskipun di tempat pensilnya ada rautan namun saya mengajarkan Endry untuk menyiapakan segala sesuatu dari rumah.
Mungkin agak aneh atau berlebihan namun ini saya ajarkan supaya Endry tidak kesulitan ketika mencari buku-buku dan alat tulisnyanya karena kalau dia sudah terbiasa meletakkan dan mengembalikan barang-barang ketempat semula sejak kecil maka saya harap itu akan menjadi kebiasaannya hingga dewasa nanti, supaya Endry menjadi orang yang disiplin. Saya berharap tidak ada tragedi dia lupa mengerjakan atau membawa pekerjaan rumah (PR) ke sekolah ataupun drama di pagi hari karena dia lupa dimana meletakkan buku sekolahnya.
Semoga bermanfaat :)
Komentar