Siapa sih yang tidak mengenal robot canggih berwarna biru dari Jepang bernama DORAEMON? Doraemon memiliki kantong ajaib yang berisikan alat-alat canggih yang dapat membantu Nobita mengatasi masalahnya, meskipun kadang disalah gunakan oleh Nobita untuk menjahili Giant dan Suneo. Film serial Doraemon sudah tayang di Indonesia sejak tahun 1990-an ketika saya masih Sekolah Dasar (SD) dan masih tetap ditayangkan hingga kini. Beberapa tahun belakang ini ada juga Doraemon the movie yang tidak kalah serunya. Berbeda dari yang serial, Doraemon the movie tidak hanya menyuguhkan tentang persahabatan dan kerjasama namun juga mengangkat tema pentingnya menjaga kelestarian bumi seperti pentingnya menanam pohon bagi kehidupan manusia.
Saya menyukai Doraemon dan memiliki beberapa koleksi boneka Doraemon serta DVD Doraemon The Movie. Sama seperti orang tua lainnya, kadang saya menginginkan Endry menyukai apa yang saya sukai termasuk soal Doraemon. Kebetulan di Jakarta tengah berlangsung pameran 100 Doraemon Secret Gadget Expo di Ancol Beach City Mall yang sudah berlangsung sejak tanggal 28 November 2014 lalu dan akan berakhir pada 8 Maret 2015. Pada Sabtu, tanggal 3 Januari 2015 yang lalu, karena penasaran saya mengajak Endry untuk berkunjung kesana. Tadinya kami sekeluarga tidak ada rencana untuk kesana namun dari pada hanya liburan dirumah maka kami memutuskan untuk melihat 100 Doraemon Secret Gadget Expo sehingga kami berangkat kesana sudah agak siang. Hasilnya kami terkena macet didalam kawasan Ancol karena ada pengalihan jalan dan kami harus mengelilingi kawasan Ancol padahal sebenarnya jarak dari gerbang pintu masuk tidak terlalu jauh ke lokasi pameran.
Setelah sampai lokasi, kami langsung membeli tiket masuk yang lumayan jumlahnya karena kami datang berlima. Ada beberapa informasi penting yang menurut saya standar seperti menjaga barang pribadi, tiket hanya berlaku untuk 1 kali masuk dan larangan membawa makanan dari luar. Namun ada juga point yang menjadi perhatian khusus yaitu “pengerusakan akan figurines, gadgets, struktur expo sangat tidak diperbolehkan. Pengerusakan akan di tindak sesuai dengan hukum pidana yang berlaku”...wow sampai ada tindakan hukum pidana segala berarti didalam lingkungan expo harus berhati-hati agar tidak merusak hal-hal yang sudah disebutkan diatas.
Pengunjung pameran pada hari ini cukup ramai dan pengunjung harus rela antri untuk bisa berfoto dengan figurine Doraemon yang dipajang. Selain figurine, ada keterangan “Bagaimana Doraemon bisa kehilangan telinganya?” ternyata kisahnya sebagai berikut : Suatu hari, ketika Sewashi-san membuat contoh patung tanah liat Doraemon, dia memerintahkan robot tikus untuk memakan telinga patung tanah liat Doraemon sehingga contoh patung tersebut menjadi lebih terlihat seperti model 3D gambar photo Doraemon. Tapi ternyata robot tikus tersebut salah mengartikan perintah Sewashi-san, justru berakhir dengan memakan telinga asli Doraemon dan menyebabkan Doraemon menjadi takut. Melihat kejadian tersebut, Sewashi-san segera melarikan Doraemon ke Rumah Sakit. Akan tetapi kondisinya malah diperburuk dimana dokter robot tanpa sengaja melepas semua telinga Doraemon.
Dengan adanya pameran ini saya jadi tahu kenapa Doraemon tidak punya telinga padahal adiknya yang bernama Dorami memiliki telinga layaknya seekor kucing. Selain itu, Doraemon berwarna biru sedangkan Dorami berwarna kuning ternyata memiliki cerita tersendiri, yaitu “Munculnya Doraemon Biru”. Hal ini masih ada kaitannya dengan telinga Doraemon. Jadi, ketika Noramyako (pacar Doraemon) melihat Doraemon kehilangan telinganya, Noramyako tertawa keras. Hal ini menyebabkan Doraemon semakin sedih. Doraemon berusaha menghibur dirinya dengan meminum obat bahagia. Tetapi ternyata tanpa sengaja Doraemon meminum obat sedih yang menyebabkan dia menangis selama 3 hari 3 malam. Dikarenakan Doraemon menangis begitu lama, alhasil cat berwarna kuningnya pun memudar menjadi biru dan suaranya pun menjadi serak. Jadilah Doraemon yang kita kenal sekarang ini, tanpa telinga dan berwarna biru.
Banyak patung Doraemon yang bisa dijadikan objek foto, bahkan ada juga pintu kemana saja, alat-alat canggih Doraemon dan figurine pernikahan Nobita dengan Shizuka. Namun pada saat foto kita harus memperhatikan peraturan diatas tadi yaitu jangan sampai merusak figurine. Terus terang, saya sempat di ingatkan oleh petugas karena memasukkan Endry kedalam pagar figurine Doraemon dan menyuruhnya berpose dengan memegang figurine yang ada. Untung saja Endry bukan anak yang jahil sehingga tidak sampai merusak figurines tersebut.
Hal paling seru di pameran ini adalah adanya replika kamar tidur Nobita yang dilengkapi dengan meja belajar yang berisi mesin waktu. Jika hanya replika saja mungkin menjadi hal biasa bagi pengunjung namun yang istimewa disini adalah kamar tersebut didesain sedemikian rupa sehingga kita bisa berfoto seolah-olah baru keluar dari mesin waktu tersebut. Untuk berfoto, antrinya lumayan lama karena banyak orang yang ingin berekspresi didepan kamera seperti keluar dari mesin waktu. Ada petugas yang khusus mengambil foto dan langsung dicetak, bisa kita beli hasilnya seharga Rp. 80.000,- perfoto.
Selain itu, anak-anak juga bisa beraksi menggunakan baling-baling bambu yang dipasang didinding. Jika pintar mengambil gambarnya, hasil foto kita bisa seperti sedang terbang menggunakan baling-baling bambu. Sayangnya, baling-baling bambu tersebut hanya didesain untuk anak-anak dengan 3 (tiga) ketinggian yang berbeda. Padahal saya ingin juga berpose menggunakan baling-baling bambu tapi beruntung Endry bisa berfoto dengan baling-baling bambu tersebut.
Dipameran ini juga dijual berbagai macam produk bernuansa Doraemon, seperti sandal jepit, tas, boneka, alat tulis dan lain-lain. Mungkin karena produknya didatangkan langsung dari Jepang dan adanya perbedaan nilai tukar, barang-barang yang dijual tergolong mahal untuk kantong saya hehehe jadi saya hanya membeli sandal jepit dan tas untuk Endry ke sekolah.
Pameran ini masih akan berlangsung hingga 8 Maret 2015, bagi penggemar Doraemon yang belum sempat kesini masih ada waktu loh untuk berpose bersama Doraemon...
Komentar