Saat ini, anak saya Endry sudah berumur 5 tahun 6 bulan. Seperti sudah saya ceritakan sebelumnya, Endry sudah sekolah di Bimba AIUEO dan rencananya bulan Juni/Juli tahun ini akan saya masukkan ke Taman Kanak-kanak atau TK. Kebetulan di dekat rumah saya ada TK, meskipun tidak terlalu besar dan “tidak punya nama” alias tidak elite namun bagi saya yang penting sekolahnya dekat rumah toh baru TK ini hehehehe buat apa membayar mahal untuk sekolah TK.
Tahun ajaran baru biasanya dimulai pada bulan Juni atau Juli dan saya berfikir nanti saja sekitar bulan Mei saya akan mendaftarkan Endry ke TK. Namun, sudah beberapa minggu ini ibu saya selalu menceritakan hal yang sama yaitu ada tetangga yang selalu menanyakan Endry akan sekolah di TK mana...dalam hati saya ngapain juga ini orang tanya-tanya, waktu anaknya sekolah juga saya tidak kepo dia mau menyekolahkan anaknya dimana. Ibu saya bilang dia merekomendasikan TK ditempat anaknya sekolah, katanya sih bagus. Lalu saya bilang ke ibu minta tolong dibawakan brosurnya supaya bisa saya baca-baca dahulu dan tahu persis tempatnya dimana namun tidak juga dibawakan dengan alasan lupa.
Berhubung setiap minggu ibu saya mengatakan hal yang sama terus akhirnya kemarin kami berkeliling mencari beberapa TK dan yang pertama kami datangi adalah TK yang direkomendasikan tetangga saya. Beruntung meskipun sekolah sedang libur namun kantor pendaftaran tetap buka pada hari Sabtu, kami pun bertanya-tanya seputar metode pembelajaran hingga biaya sekolahnya. Sedangkan ibu saya dan Endry berkeliling melihat-lihat kondisi sekolah. Secara keseluruhan sih memang bagus namun terkendala jaraknya yang lumayan jauh dari rumah saya. Jarak menjadi hal yang saya fikirkan pertama kali karena tidak ada yang mengantarkan Endry sekolah. Memang bisa berlangganan tukang ojek namun saya khawatir hanya diturunkan depan sekolah dan tidak diantarkan hingga masuk kedalam sekolah untuk dititipkan pada gurunya.
Setelah makan siang, kami pun berniat untuk pulang dan tanpa sengaja melewati sebuah TK. Kami pun menghentikan kendaraan untuk bertanya dan melihat kondisi sekolah tersebut. Awalnya penjelasan yang diberikan kurang memuaskan namun kemudian ditambahkan oleh seorang guru disana, saya pun akhirnya antusias untuk bertanya-tanya. Di TK tersebut nantinya setiap hari akan berpindah-pindah kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan, seperti ada kelas seni dan keterampilan, kelas peran profesi dan lain-lain sehingga anak menjadi terlihat bakat dan minatnya dimana. Sekolah tersebut agak berbasis “sekolah alam” karena terlihat banyak pohon disana sehingga adem namun ibu dan suami saya kurang sreg karena takut banyak serangga. Lokasinya juga lumayan jauh dan harus melewati jalan raya.
Akhirnya malam hari saya searching di google untuk mengetahui ada TK apa saja yang ada di sekitar dan dekat rumah saya. Beberapa yang saya ketahui lokasinya saya catat nama, alamat dan nomor teleponnya. Minggu pagi akhirnya kami berkeliling lagi untuk melakukan perbandingan. Hasilnya, hanya 1 (satu) TK yang menurut saya bisa “menandingi” TK yang direkomendasikan oleh tetangga saya itu. Hanya saja karena sekolah libur, jadi saya belum bisa bertanya-tanya metode pembelajaran yang mereka terapkan disana.
Berdasarkan pengalaman mencari sekolah tersebut, ada beberapa yang dapat saya simpulkan mengapa jaman sekarang ini banyak orang tua yang “heboh” mencari sekolah untuk anaknya meskipun tahun ajaran baru masih lama dan padahal hanya sekolah TK yang menurut saya mereka masih lebih banyak bermain dibandingkan dengan belajar.
1. Melakukan perbandingan
Setiap orang tua menginginkan anaknya sekolah ditempat yang “bagus” dalam hal pendidikan. Selain metode pembelajaran, lingkungan yang baik juga menjadi pertimbangan karena lingkungan akan berpengaruh pada tingkah laku anak. Apabila pencarian sekolah sudah dilakukan dari jauh hari maka orang tua masih punya kesempatan untuk melakukan pertimbangan dan memutuskan untuk memilih sekolah “terbaik” bagi anak mereka.
2. Takut tidak kebagian kelas
Alasan kedua adalah banyak orang tua yang khawatir anaknya tidak dapat masuk ke sekolah favorit karena sudah kehabisan kuota. Seperti kita ketahui, untuk sekolah-sekolah favorit dan terkenal karena kualitasnya, meskipun biaya sekolahnya sangat mahal namun orang tua tetap rela merogoh kantongnya untuk membiayai sekolah anaknya agar mendapatkan pendidikan yang baik (meskipun menurut saya, untuk tingkat TK tidak perlu yang mahal karena kita sendiri pun masih bisa mengajari mereka).
Berdasarkan perbincangan saya dengan guru TK yang terakhir saya datangi, mereka mengikuti peraturan yang berlaku dimana dalam 1 kelas hanya boleh 12 – 15 anak dan diajarkan oleh 1 orang guru. Tujuannya adalah supaya semua anak didik mendapatkan perhatian hehehehe tidak seperti jaman saya ketika SD, dalam 1 kelas bisa 40 – 45 orang anak didalamnya sehingga yang duduk dibelakang tidak bisa fokus mendengarkan pelajaran dari guru.
Selain itu, umumnya disekolah tersebut ada Kelompok Belajar (KB), TK A dan TK B dimana biasanya jika orang tua puas dengan pendidikan di sekolah itu maka mereka akan tetap menyekolahkan anaknya di tempat itu pada level diatasnya. Hal ini membuat, sekolah hanya “menerima” beberapa orang murid dari luar.
3. Diskon
Beberapa sekolah melakukan “promosi” dengan menerapkan potongan harga bagi mereka yang mendaftarkan anaknya pada bulan Desember 2016 sampai dengan Februari 2017. Hal ini saya ketahui dari tetangga saya yang lain mengatakan seharusnya Endry dicarikan dan daftarkan sekolah dari kemarin karena masih banyak diskonnya dan lumayan besar.
Hal yang membuat saya tertawa adalah ketika saya meminta brosur pada sekolah yang direkomendasikan, disitu tertulis apabila membayar lunas paling lambat 10 Februari 2017 akan ada potongan Rp. 600.000,- dari biaya yang seharusnya dibayarkan Rp.4.600.000,- namun petugas yang saya temui mengatakan apabila hari ini membayar akan tetap mendapatkan potongan harga Rp. 600.000,- tersebut hehehehehe saya kurang tertarik dengan yang namanya diskon karena kadang diskon itu ada yang bohong sehingga Endry tidak langsung saya daftarkan disana.
Hanya saja saya jadi merasa bahwa kegiatan di bidang pendidikan juga mulai sama dengan kegiatan penjualan barang dan jasa lainnya dimana antara sekolah yang satu dengan lainnya harus memiliki strategi pemasaran yang baik sehingga konsumen tertarik untuk menggunakan jasa mereka...kira-kira bahasanya seperti itu lah hehehehe...
Yang jelas, saat ini kami belum memutuskan Endry akan sekolah dimana karena kami masih mencari alternatif lainnya dan harus mempertimbangkan metode pembelajaran, lokasi dan tidak lupa masalah biaya karena menurut saya sekolah bagus itu tidak perlu mahal dan beberapa orang yang tidak sekolah bisa menjadi orang yang berhasil karena memang memiliki kemauan dan kemampuan yang baik.
Demikian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat...
Komentar