Hari kelahiran merupakan momen khusus bagi sebagian orang, disatu sisi umur kita bertambah namun jangan lupa disisi lain sebenarnya “jatah” umur yang diberikan Tuhan kepada kita untuk hidup didunia ini berkurang. Banyak cara dilakukan orang untuk melewati momen ini...ada yang bersyukur dengan melakukan ibadah, merayakan bersama keluarga atau teman dengan cara makan bersama dan ada juga yang merayakannya dengan anak yatim maupun orang kurang mampu. Bahkan tidak sedikit orang yang merayakan pesta ulang tahunnya dengan meriah dan menghabiskan dana yang cukup fantastis. Apapun pilihan kita atau mereka, menjadi hak masing-masing individu yang bersangkutan.
Terkait dengan hal tersebut diatas, saya jadi tertarik untuk menuliskan tentang perayaan ulang tahun di kantor saya. Mungkin agak kurang kerjaan tapi mudah-mudahan bisa jadi bahan renungan bagi kita terutama untuk diri saya sendiri. Kira-kira mulai awal tahun ini saya mulai mengamati apa yang terjadi ketika seseorang diluar bagian saya berulang tahun khususnya jika ada “bos” yang berulang tahun. Di tempat saya bekerja ada 5 bagian yang memiliki tugas masing-masing dan tiap bagian memiliki 3 orang bos...anggap saja 1 bos besar (selevel manager) dan 2 bos kecil (selevel supervisor).
Khusus dibagian saya sendiri biasanya yang berulang tahun akan mentraktir teman-teman seruangan meskipun hanya sekedar gorengan, begitu juga dengan bos kami diruangan. Namun, entah mulai dari kapan dan entah siapa yang memulai duluan, saya perhatikan dari awal tahun ini jika ada “bos” dari bagian lain berulang tahun maka akan mengirimkan nasi box untuk ketiga bos kami. Yup hanya untuk ketiga bos kami sedangkan staf seperti saya dan teman-teman lainnya tidak dapat hehehehehe akhirnya kami hanya bisa meledek orang yang mengantarkan nasi box tersebut kenapa tidak dapat. Setelah beberapa kali kejadian, yang paling lucu menurut saya adalah ketika orang yang diminta mengantar keruangan saya dengan membawa 3 box nasi, sekretaris diruangan saya seperti sudah hapal dan selalu berkata “untuk para bos ya?”
Lalu masalahnya dimana? Tidak ada masalah sebenarnya, seperti telah saya sebutkan diatas menjadi hak masing-masing individu yang bersangkutan untuk merayakan bersama siapa dan mau mentraktir siapa. Namun sekali dua kali kejadian menimbulkan keinginan saya untuk menulis tentang ini. Muncul pertanyaan di dalam pikiran saya mengapa hanya untuk para bos saja? Apakah karena yang berulang tahun bos maka nasi box tersebut hanya khusus untuk para bos juga dimana mereka memiliki level atau strata atau kelas sosial yang sama...ehm bisa juga sih.
Alasan lainnya bisa jadi hanya para bos yang diberikan nasi box ualng tahun karena jumlah bos ditempat saya bekerja hanya sedikit. Ada 5 bagian ditempat saya dan masing-masing bagian ada 3 bos sehingga yang berulang tahun hanya cukup menyiapkan 15 box nasi dan mungkin ditambah untuk para staf diruangannya, anggaplah kurang lebih 10 orang sehingga yang berulang tahun hanya cukup membeli dan menyiapkan 25 box nasi ulang tahun.
Bandingkan jika mereka harus mentraktir juga para staf dibagian lain. Anggaplah pada masing-masing bagian terdapat 10 orang (sudah termasuk bos dan para staf), 5 bagian dikalikan dengan 10 orang sehingga nasi box yang harus disiapkan berjumlah 50 box hahahahaha lumayan cukup banyak bukan? Padahal masing-masing bagian belum tentu berjumlah 10 orang, bahkan ada yang lebih banyak. Kalau itu alasannya, saya cuma bisa bilang “pelit” hehehehehe peace :D
Lalu muncul pertanyaan lainnya...jangan-jangan saya merasa iri karena tidak kebagian nasi box itu? Ehm...kalau dibilang iri boleh lah tapi harga sekotak nasi box yang sering dikirimkan saya rasa tidak sampai Rp. 100.000,- sehingga (bukannya sombong) saya masih sanggup membeli sendiri jika memang ingin menikmati nasi box yang sama dengan nasi box yang dimakan oleh para bos itu. Hanya saja bagi saya bukan masalah berapa harga dari nasi box tersebut namun prestige ataupun status yang melekat pada nasi box itu. Bagi saya, “Value atau nilai” dari nasi box tersebut menjadi lebih tinggi karena diberikan dan diterima oleh (khusus) para bos. Dengan kata lain dan seperti judul pada tulisan ini, nasi box tersebut seolah-olah berkata “nasi box ini khusus untuk para bos, staf tidak bisa makan nasi box ini” hehehehehe...
Pada saat kuliah dulu, saya sempat belajar mengenai status sosial, strata/kelas sosial ataupun value dari sebuah benda dimana jika benda tersebut dimiliki atau digunakan oleh seseorang akan meningkatkan status sosial orang tersebut. Dengan kata lain, jika seseorang mau disebut sebagai orang kaya maka standar yang harus dimilikinya antara lain memiliki rumah disebuah kawasan elite anggaplah Pondok Indah, memiliki beberapa mobil mewah seperti Lexus, BMW ataupun Lamborghini dan selalu liburan keluar negeri.
Beberapa tahun yang lalu, Blackberry atau BB menjadi sebuah benda eksklusif dimana orang-orang yang memilikinya merasa “berbeda” karena dengan BB tersebut mereka bisa BBM atau Blackberry Messenger sehingga terlihat lebih eksklusif. Setiap bertemu teman lama ataupun teman baru, akan di tanya nomor pin BBM nya, jika tidak punya maka kita akan mendapatkan pandangan yang “aneh” seperti orang yang tidak gaul dan tidak up to date.
Kembali lagi pada masalah nasi box ulang tahun diatas, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, antara lain :
1. Nasi box tersebut bisa menjadi sesuatu yang eksklusif karena diberikan dan diterima oleh para bos (kecuali para staf diruangan yang berulang tahun), secara tidak langsung itu berarti menunjukkan jika seseorang bukan dari level atau kelas yang sama maka orang tersebut tidak akan mendapatkan “keistimewaan” yang sama. Sehingga kejadian ini seperti membuat gap atau jarak yang sangat jelas perbedaan antara bos dengan staf. Apakah mereka yang mengirimkan nasi box tersebut pernah memikirkan perasaan para staf dibagian lain yang hanya bisa melihat ketika bosnya mendapatkan kiriman box nasi dari bos lainnya?
2. Apabila salah satu bos “pernah” menerima nasi box dari bos bagian lain, otomatis ketika dia berulang tahun bisa jadi dia terpaksa membeli nasi box untuk diberikan kepada para bos lainnya karena merasa tidak enak padahal mungkin saja sebelumnya orang tersebut tidak pernah merayakan ulang tahun. Tapi disisi lain, ada juga yang bisa cuek dengan tetap tidak merayakan ulang tahunnya dan tidak juga membeli nasi box untuk dikirimkan kepada bos lainnya.
3. Ada manusia yang bersifat ingin unggul dan dianggap “lebih” sehingga ada kemungkinan kedepannya mereka saling berlomba-lomba membeli nasi box merk tertentu yang lebih mahal dibandingkan nasi box dari bos lainnya. Hanya saja ini baru kemungkinan dan perkiraan dari saya sendiri, belum tentu benar.
Akhirnya, disepanjang bis jemputan tadi sore saya berdoa kepada Tuhan, apabila saya diberikan kesempatan dan memiliki rejeki yang banyak, saya akan melakukan hal yang sama seperti mereka hanya saja nasi box saya nanti khusus untuk para staf dibagian lain...mudah-mudah bisa terwujud, aamiin :)
Komentar