Kamis, 1 September 2016 menjadi salah satu hari bersejarah dalam hidup saya karena akhirnya saya bisa memiliki piala dari lomba menulis hehehehe seumur hidup baru hari ini saya memegang piala...mungkin agak lebay tapi memang itu kenyataannya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan mengadakan lomba menulis karya ilmiah dengan tema “Melalui Inovasi Teknologi Kita Tingkatkan Keselamatan Dan Pelayanan Penerbangan” dimulai dari tanggal 17 Februari 2016 sampai dengan 22 Juli 2016 yang kemudian diperpanjang hingga 22 Agustus 2016 kemarin. Total jumlah peserta hingga penutupan sebanyak 268 orang yang kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu kategori SLTA/S1 dan kategori S2/S3. Selain itu, peserta juga dibagi menjadi 10 regional berdasarkan domisili/KTP (sumber : http://lombalitbanghub.dephub.go.id/).
Pada Selasa, 30 Agustus 2016 saya mengecek website Balitbang Perhubungan dan ternyata nama saya menjadi salah satu dari 3 peserta kategori S2/S3 dari regional DKI Jakarta untuk mempresentasikan hasil tulisan saya pada hari Kamis, 1 September 2016 di Kampus STMT Trisakti Jakarta Timur. Saat melihat nama saya ada didalam daftar lolos regional dan mendapatkan undangan untuk hadir presentasi, rasanya antara percaya dan tidak tapi ada rasa bersyukur juga karena tulisan saya terpilih. Akhirnya Rabu saya mempersiapkan segala sesuatu dan membuat paparan yang menarik (hingga jam 1 pagi hehehehe), berharap bisa menjadi nilai plus dimata juri.
Sekedar informasi, saya membuat tulisan dengan judul “Pemanfaatan Alat Pendeteksi Sinyal Sebagai Pendeteksi Handphone Aktif Dalam Pesawat”. Dalam membuat tulisan ini, saya dibantu oleh seorang teman karena memang saya belum pernah membuat “karya ilmiah” yang berkaitan dengan teknologi. Isi tulisan saya kurang lebih menggambarkan bahaya sinyal handphone yang masih aktif didalam pesawat karena dapat menganggu sistem navigasi pesawat (baca : matikan handphone anda sebelum masuk pesawat).
Yang menjadi dasar pemilihan tema tentang sinyal handphone ini adalah UU RI Nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan, pada pasal 54 huruf f menyatakan bahwa “Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan dilarang melakukan : pengoperasian peralatan alat elektronika yang menganggu navigasi penerbangan. Untuk sanksi nya sendiri ada di pasal pasal 412 ayat 5-7. Selain itu, pada saat kita naik pesawat, awak kabin melakukan SOP salah satunya adalah mengingatkan penumpang untuk mematikan seluruh alat elektronik yang memancarkan gelombang radio sehingga saya berfikir bahwa sinyal handphone berbahaya pada saat kita sedang berada dipesawat. Hal lainnya adalah, ada beberapa kasus kecelakaan yang diindikasikan terjadi karena adanya handphone atau alat elektronik lainnya yang masih aktif.
Alat pendeteksi sinyal ini berfungsi untuk mendeteksi sinyal handphone yang masih aktif disebabkan karena orang lupa atau belum mematikan handphone nya pada saat pesawat akan take-off. Cara kerjanya, awak kabin menyusuri lorong seperti biasa memastikan penumpang sudah memakai seat belt, menegakkan sandaran kursi, melipat meja dan menutup jendela dengan membawa alat tersebut. Apabila alat pendeteksi sinyal berbunyi, maka awak kabin bisa meminta penumpang untuk memeriksa kembali handphone yang ada dikantong, tas di compartment diatas atau dibawah kursi apakah ada handphone yang masih aktif sehingga pada saat pesawat take-off (harus dipastikan) sudah tidak ada lagi handphone yang masih aktif.
Singkat cerita, presentasi di mulai dari kategori SLTA/S1 kemudian dilanjutkan kategori S2/S3. Selain para juri dan panitia, ternyata hadir juga taruna (sebutan untuk siswa STMT Trisakti) untuk mengikuti acara presentasi itu. Terus terang saya tidak mengira kalau acara tersebut juga diperuntukkan bagi taruna STMT Trisakti. Entah karena dingin atau memang deg-degan, saya sampai 4 kali bolak balik toilet hahahaha saya memang selalu grogi kalau harus berbicara didepan orang banyak.
Sekilas tentang para juri, mereka benar-benar orang profesional dan pakar dibidang penerbangan karena sudah puluhan tahun bergelut atau berpengalaman dibidang ini, segala hal yang dipaparkan oleh peserta mendapatkan pertanyaan, masukan dan informasi penting yang mungkin tidak di duga sebelumnya oleh peserta. Sebagai orang awam dan pengguna tansportasi udara, saya banyak mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat baik dari para peserta lain maupun dari para juri.
Saya sendiri mendapatkan urutan ke 2 (kategori S2/S3) untuk mempresentasikan tulisan saya atau urutan ke 5 dari total 6 peserta yang hadir. Entah karena sudah menunggu terlalu lama atau karena terlalu memperhatikan atau “menghayati” pertanyaan-pertanyaan berbobot dari juri sehingga saya menjadi lebih tegang dari sebelumnya, takut diberi pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Hal itu ternyata berpengaruh pada saat saya presentasi. Setelah memperkenalkan diri dan membacakan judul tulisan saya, kemudian lanjut pada slide berikutnya tiba-tiba saya tidak bisa berkata apa-apa...kata-kata yang sudah saya rangkai sebelumnya tiba-tiba menghilang entah kemana hahahahaha saya diam untuk beberapa saat akhirnya saya hanya membaca tulisan dipaparan tanpa berani melihat para juri apalagi penonton yang hadir :D
Pada saat sesi tanya jawab, saya berdoa semoga tidak ada yang mau bertanya (meskipun hal tersebut tidak mungkin terjadi). Hal-hal yang menjadi masukan dari para juri antara lain :
1. Sumber yang saya ambil tentang kecelakaan pesawat akibat adanya handphone yang masih aktif dianggap kurang valid (hahahaha saya tambah down) karena pada saat kecelakaan terjadi, secara kebetulan ditemukan handphone yang masih aktif. Saya disarankan untuk mengambil sumber yang valid seperti dari website KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).
2. Saat ini (dengan adanya perkembangan teknologi), penumpang yang menggunakan pesawat luar negeri sudah bisa bebas mengaktifkan handphone sehingga mereka bisa update status pada saat pesawat sedang terbang (hahahaha saya semakin tambah down dan rasanya ingin segera turun dari panggung) dan hanya saya jawab “saya belum pernah merasakan naik pesawat itu jadi tidak tahu”.
Sebenarnya masih ada beberapa masukan dari para juri, hanya saja saya lupa karena saya sudah tidak bisa berkonsentrasi jadi hanya saya jawab “baik pak/bu, terima kasih atas masukannya” :D
Namun secara keseluruhan, kegiatan ini membuka wawasan baru bagi saya dan mendorong saya untuk belajar lebih banyak lagi, baik dari bacaan maupun orang yang berpengalaman dibidangnya. Dan apabila ada kesempatan dilain waktu, saya harus lebih berusaha mengatasi rasa grogi saya ketika berbicara didepan orang banyak.
Adapun hasil lomba kemarin adalah sebagai berikut :
Kategori SLTA/S1 :
1. Andri Bharata Hutapea (Airnav Indonesia)
2. Rosdiana Heryanto Putra (mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung)
3. Muhammad Adli Rizqullah (mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung)
Kategori S2/S3 :
1. Dodi Qori Utama (Dosen Telkom University Bandung)
2. Mahardi Sadono (Dosen ITB)
3. Saya sendiri :D
Demikian pengalaman (yang menurut saya) seru dalam mengikuti lomba menulis di Balitbang Kementerian Perhubungan. Sedikit informasi yang diperoleh dari panitia, InsyaAllah tahun depan akan diadakan lomba lagi mengenai transportasi darat (namun tema belum ditentukan), jadi bagi teman-teman yang kemarin belum berkesempatan ikut atau masuk 3 besar regional, tahun depan bisa di coba lagi.
Oh iya, saya juga mengucapkan terima kasih kepada panitia atas segala informasi yang diberikan selama masa pendaftaran hingga presentasi kemarin, dan tetap semangat menyelesaikan kegiatan ini hingga akhir. Dua jempol untuk panitia Balitbang Kementerian Perhubungan yang menurut saya profesional.
Selamat berkarya dan sukses selalu dimanapun kita berada :)
Komentar