Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada suara hati motor yang telah memberikan komentarnya pada tulisan saya yang berjudul “Perilaku Pengendara Motor yang Membahayakan Keselamatan Jiwa (bagian 1). Dengan adanya komentar tersebut, saya mohon maaf apabila dalam tulisan saya tersebut (bagian 1, 2 dan 3) menyinggung perasaan suara hati motor ataupun pembaca lainnya yang kebetulan sehari-hari menggunakan alat transportasi kendaraan bermotor roda 2 (dua).
Mengapa Pengendara Sepeda Motor yang Ditulis?
Sebagai penglaju, saya berangkat ke kantor pagi hari sebelum matahari terbit dan pulang sampai rumah saat matahari terbenam dengan menggunakan bis jemputan yang disediakan oleh kantor. Jarak tempuh dari rumah ke kantor sekitar 2 (dua) jam lamanya sehingga memberi saya banyak waktu untuk mengamati apa yang terjadi di sekitar saya selama dalam perjalanan.
Menurut saya, jumlah kendaraan bermotor roda 2 lebih banyak daripada roda 4 (mobil) sehingga saya tertarik untuk menulisnya, terlebih lagi pengendara sepeda motor lebih jelas terlihat perilakunya bila dibandingkan pengendara mobil karena mereka tertutupi oleh kaca sehingga mata saya tidak dapat ”menembus” ke dalam apa saja yang mereka lakukan didalam kendaraannya itu. Namun, sebelumnya saya juga pernah menulis tentang pejalan kaki yang sering kali tidak menggunakan jembatan penyeberangan ketika akan menyeberang di jalan (baca : Gunakan Jembatan Penyeberangan Demi Keselamatan Anda)
Berikut ini saya akan sedikit menjawab beberapa komentar yang disampaikan oleh suara hati motor pada tulisan yang saya buat (komentar asli dapat dilihat pada “Perilaku Pengendara Motor yang Membahayakan Keselamatan Jiwa (bagian 1)” karena komentar tersebut sedikit saya rubah posisinya untuk bisa dikelompokkan.
Komentar :
Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut kurang berkenan.
Kami hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak ibu pengguna roda empat mengenai perilaku kami di jalan raya.
Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda.
Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah karena kami merasa kepanasan. Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung tangan, masker, yang kami gunakan di siang bolong.
Tentunya rasa kepanasan ini tdk anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC yang keluar dari kisi kisi dashboard mobil anda. Sedangkan kami hanya mengandalkan kisi kisi ujung jaket, ataupun bagian bawah helm, he he he.
Jawab :
Seperti disebutkan diatas, saya mengamati perilaku pengendara motor pada saat pagi dan sore hari jadi saya kurang tahu apa yang dilakukan suara hati motor dijalanan pada saat siang bolong. Namun seperti judul di atas, kalau yang anda lakukan yaitu menyerobot kekanan atau kekiri itu berbahaya bagi anda ataupun pengguna jalan lainnya, mohon jangan lakukan seperti itu.
Apabila anda memang harus bepergian pada siang hari, anda bisa menggunakan jaket yang tipis ataupun pakaian lengan panjang, begitu pula dengan masker dan sarung tangan. Suami saya biasa menggunakan sapu tangan untuk menggantikan masker, anda pun bisa mengganti masker dengan bahan lain yang lebih tipis namun tetap dapat melindungi hidung anda dari debu atau kotoran dijalan.
Komentar :
Bila anda melihat kami mendaki trotoar, ataupun mengambil jalur kanan yang berlawanan, itupun bukan karena kami sok jago.
Tapi kami hanya mencari alternatif jalur, sebab seluruh badan jalan tertutup oleh MPV ataupun SUV bapak ibu ?.
Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot anda, yg belum tentu bebas emisi (maaf ya).
Jawab :
Setahu saya, lebar jalan pasti sudah diperhitungkan agar bisa dilalui oleh motor dan mobil jadi kemungkinan seluruh badan jalan tertutup oleh MPV ataupun SUV menurut saya kecil sekali kemungkinannya terjadi kecuali tertutup oleh angkot yang memaksa jalan meskipun sempit.
Sejauh pengamatan saya, pengendara motor yang mendaki trotoar lebih disebabkan karena kurang sabar menghadapi kemacetan. Ketika ke bandara, apabila berangkat dari rumah, saya biasanya ikut suami menggunakan motor. Jalanan menuju pintu masuk ke bandara (lewat jalur belakang) biasanya macet namun tetap ada ”jatah” jalanan untuk motor, tidak semuanya tertutup oleh mobil. Hanya saja karena antrian begitu panjang, banyak pengendara motor yang tidak sabar lalu mengambil jalur pejalan kaki ataupun kadang melewati pom bensin supaya mendapatkan jalan yang sedikit lancar.
Namun yang terjadi adalah ketika anda akan kembali ke jalan raya, anda harus berebutan dengan pengendara motor lain yang memang sudah mengikuti jalur motor. Itulah titik yang sebenarnya menyebabkan kemacetan. Apabila anda dan orang lainnya tidak mendaki trotoar namun tetap pada antrian di jalur sepeda motor, maka menurut saya tidak akan terjadi kemacetan karena pertemuan 2 jalur kendaraan yang menyempit sehingga pengendara saling berebutan jalan.
Selain merebut jatah jalur pejalan kaki anda juga merebut jalur pengendara motor lainnya yang sudah antri melewati jalan yang seharusnya dilalui apalagi biasanya suami saya mengalah memberikan jalan pada pengendara motor yang masuk dari luar / sebelah kiri jalan hehehe kasian juga sih motor yang ada di belakang suami saya.
Hal serupa juga terjadi bagi anda yang mengambil jalur kanan yang berlawanan, anda lakukan karena anda tidak sabaran. Hal yang terjadi selanjutnya adalah anda menghambat jalan kendaraan dari arah berlawanan sehingga mengakibatkan kemacetan yang semakin bertambah.
Komentar :
Belum lagi kami takut di PHK, hanya karena telat masuk kerja.
Tentunya khusus hal ini, sebagian dari anda tidak perlu absen kan?, kalo masuk kerja?
Sebab kalo sebagian besar dari kami, harus pak-buu... Minimal dipotong uang transport, hiks!!
Jawab :
Sama seperti anda, di kantor saya wajib absen finger print. Saya harus berangkat sebelum matahari terbit supaya bisa sampai ke kantor tepat waktu karena bukan hanya saya saja yang ikut bis jemputan itu tapi ada sekitar 20 orang pegawai sehingga bis harus beberapa kali berhenti untuk ”mengangkut” teman-teman yang sudah menunggu dijalan. Untuk itu saya sarankan kepada anda, apabila anda takut terlambat ke kantor, ada baiknya anda berangkat lebih awal dari waktu biasanya terlebih lagi anda menggunakan sepeda motor yang tanpa harus berhenti-henti seperti bis jemputan saya.
Komentar :
Kami juga gak protes kok, bila mungkin bapak-ibu yang terbiasa menginstruksikan lembur kepada kami. kami cukup mengerti bila anda tidak pernah membayangkan, betapa dinginnya pulang kerja di malam hari dengan motor.
Kami cuma berharap, bahwa petuah orang tua, yang mengatakan, kalo kena angin malam bisa kena paru-paru basah, adalah isapan jempol semata.
Amit-amiiiit.
Jawab :
Nah…yang ini sama juga, susahnya mencari pekerjaan membuat saya bertahan pada pekerjaan saya yang sekarang. Berhubung kita bekerja pada orang lain maka ketika atasan kita menginstruksikan untuk lembur, mau tidak mau saya juga akan lembur meskipun saya perempuan dan harus pulang malam. Menurut saya, kalau memang takut di PHK atau pun dipotong uang transport, tidak suka jika di minta lembur ada baiknya anda menjadi wirausaha krn anda bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, bukankah itu lebih bermanfaat?
Kembali lagi pada bis jemputan yang pulang tepat waktu sesuai dengan jam kantor, maka ketika saya harus lembur saya pulang menggunakan jasa ojek. Namun, ojek langganan saya dari kantor menyediakan helm untuk konsumennya karena mereka menyadari keselamatan diri dan penumpangnya. Untuk masalah dinginnya malam, meskipun naik bis jemputan saya tetap membawa jaket setiap hari karena lembur tidak bisa di prediksi sehingga saya harus siap setiap saat, kalaupun harus naik ojek, saya sudah menyiapkan jaket.
Komentar :
Memang sih . . . . . . . . . . . . . . . ., mungkin anda sering melihat kami berboncengan 3 atau 4 dengan putra putri kami pergi ke dufan.
Tapi kami gak yakin apakah anda melihat kami, memijit tangan, kaki dan bahu mereka yang kecil ditempat parkir.
Ini karena cara duduk mereka yg sedikit berakrobat di atas motor kami.
Tentunya berbeda dengan lucunya putra-putri anda yang asyik bermain game di dalam mobil, atau tidur pulas di jok belakang.
Jawab :
Jauh sebelum saya menulis tulisan tersebut, setahu saya busway jalur blok m – kota sudah beroperasi dengan baik. Dulu biasaya saya ke dufan ataupun ke Harco Mangga Dua (mencari barang elektronik) menggunakan busway jalur tersebut kemudian menyambung dengan angkot.
Mungkin jika anda menggunakan kendaraan umum memang lebih merepotkan karena harus naik turun berganti kendaraan dan menyiapkan ongkos (yang mungkin lebih besar dari harga bensin untuk motor), berdesak-desakan sehingga membuat anda sekeluarga merasa tidak nyaman dan aman. Namun untuk sekarang ini, dibeberapa tempat diluar Jakarta sudah disediakan APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus TransJakarta) sehingga kita dapat berkeliling Jakarta dengan menggunakan busway meskipun saya sendiri belum pernah mencoba jalur lain selain blok m – kota.
Namun sama seperti anda, saya dan suami biasanya pergi kemana-mana menggunakan sepeda motor. Setelah kelahiran anak pertama saya Endry, apabila kami mau bepergian biasanya kami rental mobil (kalau pas ada uang lebih) ataupun meminjam mobil tetangga (hanya isi bensin) karena selain kami bertiga, orang tua saya juga ikut serta plus barang bawaan anak saya.
Jadi jangan mengira saya adalah orang kaya yang terbiasa enak-enakan duduk di mobil mewah dengan AC yang dingin, justru saya bisa menulis hal ini karena saya tahu bagaimana rasanya naik motor, kepanasan dan kehujanan plus terkena debu ataupun cipratan air hujan. Pembaca yang kurang suka dengan pengendara motor ugal-ugalan belum tentu juga pengendara mobil. Mereka juga pengendara motor seperti anda namun mereka mentaati peraturan lalu lintas yang ada.
Setelah melalui pertimbangan, tidak mungkin kami terus menerus rental ataupun pinjam mobil tetangga, akhirnya saya meminjam uang di bank untuk membeli mobil seken yang kami namai Tarco (Taruna Coklat) yang baru sekitar 2 (dua) tahun ini kami gunakan. Kalau anda mengira gaji saya dan suami besar, anda salah karena dengan meminjam uang di bank berarti saya mempunyai tanggung jawab untuk mencicil, otomatis kami memangkas beberapa pengeluaran yang biasanya kami keluarkan setiap bulan seperti menghemat listrik, mengurangi jajan atau makan diluar, pengeluaran pulsa dll.
Selain itu, namanya mobil seken kami pun mengalami hal-hal tidak mengenakkan seperti mobil mogok di jalan sehingga harus mendengarkan klakson dari kendaraan lain, kepanasan karena AC mati atau tidak berfungsi. Bukan bermaksud curhat atau menangisi hidup, saya hanya sekedar memberikan solusi bagi orang tua yang memiliki anak dan berkeinginan mengajak mereka bepergian. Dari pada menggunakan motor yang mungkin bisa membahayakan jiwa, ada baiknya anda rental atau pinjam atau bahkan membeli mobil meskipun seken.
Bukan bermaksud mengajarkan untuk konsumtif dengan membeli mobil, namun jika demi kenyamanan dan keselamatan keluarga maka saya bersedia berkorban meskipun harus memotong pengeluaran bulanan saya.
Hari-hari pun berlanjut seperti biasa...saya ke kantor naik bis jemputan sedangkan suami dengan motor dan tarco hanya digunakan pada hari sabtu atau minggu ketika Endry mengajak pergi keluar atau sekedar belanja ke tiptop seperti yang saya sebutkan di lagu untuk anak ku Endry :)
Apapun alasannya, kalau itu membahayakan diri kita atau pun orang lain, harus kah kita memakluminya? Mohon maaf apabila ada perkataan dan pernyataan saya yang kurang berkenan di hati pembaca.
Komentar
Intinya utamakan keselamatan diri dan orang lain itu yang utama
semua memang tergantung pada pribadi masing2, tidak mutlak semua pengendara motor itu salah atau suka ugal-ugalan. Toh ada beberapa kasus pengendara mobil menabrak pejalan kaki ataupun mobil lainnya hingga tewas.
berarti target saya berikutnya adalah membuat tulisan tentang pengendara mobil...semoga bisa cepat terealisasi :)
hanya kasih masukan sedikit..kotak komentarnya susah di akses kalo lewat hp mas:)