Ada berapa buah motor yang anda miliki di rumah? Hanya 1 (satu) buah atau lebih?
Saat ini, adanya kemudahan dalam pembelian sepeda motor baik tunai maupun kredit mendorong masyarakat untuk memiliki motor yang cenderung mempermudah kita untuk melakukan perjalanan dari tempat yang satu ke tempat lain dalam jangka waktu relatif lebih cepat dibandingkan kendaraan lainnya, misalnya untuk bekerja, sekolah/kuliah, belanja ke pasar/supermarket dan lain-lain.
Selain itu, masalah kemacetan dan fasilitas transportasi yang masih jauh dari kata aman dan nyaman membuat orang lebih memilih kendaraan pribadi baik mobil ataupun motor. Seperti kita ketahui, angkutan umum yang ada baik angkutan kota (angkot), bis, kereta api dan bahkan busway bagi sebagian orang masih dianggap rawan akan berbagai kejahatan seperti pencopetan, pelecehan seksual dan lainnya padahal kebanyakan masyarakat terutama yang bekerja di Jakarta hidup sebagai penglaju (commuter) yaitu orang yang pulang pergi setiap hari dari daerah pemukimannya di pinggir kota menuju pusat kota untuk bekerja.
Namun, meningkatnya jumlah kendaraan roda dua tersebut tidak diimbangi dengan kualitas pengendaranya. Berdasarkan pengamatan saya dijalan, ada beberapa perilaku pengendara motor yang dapat membahayakan keselamatan diri dan pengguna jalan lainnya, yaitu :
Tidak menggunakan helm
Pada artikel saya sebelumnya yaitu rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan helm standar sudah saya jabarkan bahwa kebanyakan pengendara motor enggan menggunakan helm karena berbagai alasan padahal kebiasaan tersebut cukup membahayakan nyawanya.
Pada umumnya mereka tidak menggunakan helm karena merasa jarak yang akan ditempuh sangat dekat seperti ketika belanja ke warung atau minimarket yang ada di depan komplek perumahan, mengantar anak sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dan yang paling umum adalah ketika kita naik ojek karena para pengojek tidak menyediakan helm untuk penumpangnya. Hal inilah yang sering saya alami karena perumahan saya masih agak masuk dari jalan utama. Meskipun cemas akan keselamatan saya namun saya sepertinya tidak bisa protes pada para pengojek tersebut karena tidak menyediakan helm bagi penumpangnya.
Padahal kita tidak pernah tahu apa yang akan menimpa kita di jalan meskipun jaraknya tidak jauh. Banyak pengendara lainnya yang belum tentu mengendarai kendaraannya dengan baik sehingga dapat menimbulkan resiko tabrakan atau tanpa sengaja kita melewati jalanan yang berlubang karena menghindari kucing yang tiba-tiba lewat sehingga kita terjatuh. Coba anda bayangkan apa yang akan terjadi apabila kepala kita atau anak kita terbentur benda yang keras akibat terjatuh?
Untuk itu marilah kita gunakan helm pada saat mengendarai motor demi keselamatan kita, bukan karena takut pada polisi.
Tidak menggunakan lampu belakang
Lampu belakang sangat penting fungsinya terutama pada saat mengendarai motor di malam hari karena dengan adanya lampu belakang makan keberadaan motor tersebut dapat di deteksi kendaraan lain terutama ketika melintas di daerah yang gelap.
Namun, ada pengendara motor yang entah memang disengaja atau tidak, mereka tidak menggunakan lampu belakang ketika mengendarainya di malam hari sehingga dapat membuat kaget pengendara lain yang tidak melihat keberadaan anda dan ada kemungkinan terjadi tabrakan karena pengendara lain sudah terlanjur memacu kendaraannya dengan cepat karena yakin tidak ada kendaraan lain yang melintas.
Untuk itu, periksalah kendaraan anda dan juga lampu belakang anda sebelum mengendarainya terutama pada saat malam hari karena ada kemungkinan anda akan melintasi daerah yang gelap karena tidak ada lampu penerangan di jalan tersebut.
1 (satu) motor dinaiki 3 – 4 orang
Setiap pagi ketika sedang menunggu bis jemputan ataupun pada saat perjalanan pulang, saya sering sekali melihat pengendara motor yang membawa penumpang lebih dari 2 (dua) orang atau yang biasa disebut cenglu (bonceng telu = boncengan bertiga) yang pada umumnya dilakukan karena hanya ada 1 motor namun ada 2 orang yang harus dibonceng sehingga untuk menghemat waktu dari pada harus bolak balik menjemput, cara inilah yang biasanya dilakukan dan biasanya tanpa menggunakan helm. Yang membahayakan dari perilaku ini adalah apabila dalam keadaan macet dan motor tidak seimbang karena “beban orang” yang dibawa maka dapat menyebabkan senggolan atau tabrakan dengan kendaraan lainnya.
Jika 1 motor dinaiki 4 orang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri yang memiliki 2 orang anak yang masih kecil-kecil. Biasanya anak yang lebih besar di taruh didepan dan yang kecil digendong/dipangku ibunya, belum lagi barang bawaan yang biasanya juga tidak sedikit. Saya suka merasa takut sendiri ketika melihatnya namun saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka karena memang kemampuan mereka yang hanya bisa memiliki motor. Saya yakin, seandainya mereka punya rejeki lebih pasti mereka lebih memilih untuk membeli mobil ketimbang motor.
Selain dapat menyebabkan ketidakseimbangan motor karena beban orang yang dibawa, hal yang saya khawatirkan adalah ketika anak yang berada didepan mengantuk sehingga tertidur, dapat mengakibatkan anak tersebut jatuh ataupun ketika tiba-tiba kendaraan mengerem mendadak padahal si anak tidak siap sehingga kepalanya bisa terbentur stang. Hal yang dapat saya sarankan adalah apabila memang tidak terlalu penting sekali lebih baik tidak usah bepergian dengan membawa serta anak-anak, misalnya pada saat kondangan atau belanja ke supermarket cukup ayahnya saja yang pergi sedangkan si ibu dan anak-anak lebih baik tinggal di rumah terutama apabila tidak ada yang mengawasi anak-anak di rumah.
Jika memang ingin merencanakan liburan atau mengajak anak-anak berekreasi, ada baiknya anda mempersiapkan biaya liburan dari jauh hari sehingga dapat menyewa mobil, selain nyaman untuk anak-anak karena tidak lelah dijalan juga demi keselamatan bersama. Hal lain yang harus di pertimbangkan adalah tempat yang akan dikunjungi sehingga liburan jadi lebih menyenangkan (baca : Tips memilih tempat wisata untuk si buah hati dan Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum ke tempat wisata)
Mengambil jalur pejalan kaki (trotoar)
Pernahkah anda sedang diburu oleh waktu dan harus secepatnya tiba di tempat tujuan padahal saat ini anda terjebak macet sehingga memutuskan untuk mengambil jalur pejalan kaki? Meskipun belum pernah anda lakukan namun anda mungkin pernah melihat kejadian tersebut dijalan dimana banyak motor yang naik trotoar untuk menghindari kemacetan. Bahkan yang lucu adalah justru para pejalan kaki yang merupakan orang yang berhak atas jalur tersebut sering di klakson agar mau menghindar dan memberi jalan pada motor tersebut, sungguh aneh bukan?
Untuk perilaku yang satu ini saya tidak dapat memberikan contoh apa yang membahayakan bagi keselamatan si pengendara ataupun orang lain tapi mungkin saja pernah ada kasus dimana pengendara motor menabrak seorang pejalan kaki yang tengah melintas di trotoar. Yang jelas, perilaku tersebut cukup membuat pejalan kaki jengkel karena haknya sering diambil oleh pedagang kaki lima yang banyak berjualan di trotoar dan juga pengendara motor. Mungkin inilah yang menjadi alasan banyak pejalan kaki juga tidak menaati peraturan, salah satunya dengan cara menyeberang sembarangan padahal telah disediakan jembatan penyeberangan.
Maka dari itu, sebagai pengguna jalan baik pejalan kaki ataupun pengendara kendaraan bermotor, ada baiknya kita sama-sama penghormati hak orang lain dan belajar untuk disiplin mentaati peraturan yang ada sehingga dapat tercipta keamanan dan ketentraman bersama.
Komentar
ini lhoh yang membuat saya malas banget naik kendaran bermotor
semoga tetep aman aja dech ini juga diperlukan sebuah kesadaran bagi pengendara tuh mas
terima kasih dan maaf telat
Kami hanyalah ingin meminta maaf
kepada bapak ibu pengguna roda empat mengenai perilaku kami di jalan raya.
Sungguh,
kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda.
Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri,
itu hanyalah karena kami merasa kepanasan.
Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung tangan, masker,
yang kami gunakan di siang bolong.
Tentunya rasa kepanasan ini tdk anda rasakan,
karena dinginnya hembusan AC yang keluar dari kisi kisi dashboard mobil
anda.
Sedangkan kami hanya mengandalkan kisi kisi ujung jaket,
ataupun bagian
bawah helm, he he he.
Bila anda melihat kami mendaki trotoar,
ataupun mengambil jalur kanan yang berlawanan,
itupun bukan karena kami sok jago.
Tapi kami hanya mencari alternatif jalur,
sebab seluruh badan jalan tertutup oleh MPV ataupun SUV bapak ibu ?.
Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot anda,
yg belum tentu bebas emisi (maaf ya).
Belum lagi kami takut di PHK,
hanya karena telat masuk kerja.
Tentunya khusus hal ini, sebagian dari anda tidak perlu absen kan?,
kalo masuk kerja?
Sebab kalo sebagian besar dari kami,
harus pak-buu... Minimal dipotong uang transport, hiks!!
Belum lagi,
kami suka malu bila harus melewati resepsionis nan cantik
yang menutup hidung kecil mereka, karena mereka mencium aroma knalpot
dan 'bau matahari' dari jaket lusuh kami.
Walau deodorant 5 ribuan telah kami
semprot,
tentu tidak sebanding dg parfum mobil anda
yg 50 ribuan plus sejuknya AC mobil anda.
Kami sadar kok,
kami jg suka keterlaluan.
Tapi kami juga gak pernah memprotes roda empat.
Kami cukup tau diri kok,
dengan pajak yg super murah kami,
sehingga kami harus rela mengalah bila berbicara tentang parkir.
Kami cukup puas dengan areal 150 x 50 cm sebagai tempat parkir kami.
Tentu berbeda dengan areal parkir bapak-ibu.
Memang sih,tarif parkirnya aja beda J.
Hmmm . . . . . ,
kami juga gak pernah protes kok,
terhadap roda empat yang telah oleh pemerintah di-anak emaskan.
Jalan tol trilyunan rupiah telah dibangun,
di atas gusuran tanah dan rumah kami.
Kami harus putar otak mencari tempat tinggal bagi anak dan keluarga,
hanya demi bapak-ibu bisa cepat sampai tamasya ke ancol ataupun taman
safari.
Ngomong2 tentang
tamasya.
Memang sih . . . . . . . . . . . . . . . .,
mungkin anda sering melihat kami
berboncengan 3 atau 4 dengan putra putri kami pergi ke dufan.
Tapi kami gak yakin apakah anda melihat kami,
memijit tangan, kaki dan bahu mereka yang kecil ditempat parkir.
Ini karena cara duduk mereka yg sedikit berakrobat di atas motor kami.
Tentunya berbeda dengan lucunya putra-putri anda
yang asyik bermain game di dalam mobil, atau tidur pulas di jok belakang.
Kami juga gak keki kok,
dengan senyum kecil bapak-ibu,
bila melihat kami panik saat hujan turun.
Dimana kami harus buru-buru,
loncat dari motor, buka jok motor, copot sepatu, dan mengenakan jas hujan.
Terkadang kami membayangkan,
bila kami ada di posisi anda.
Mau gerimis kek, mau hujan gede kek, bodo' amat,
cukup putar tuas kecil disamping stir,
maka wiper kaca akan bekerja lembut
membersihkan air di kaca depan &
belakang.
Aaaah enaknyaa di mobil.
Kami juga gak protes kok,
bila mungkin bapak-ibu yang terbiasa menginstruksika n lembur kepada kami.
kami cukup mengerti bila anda tidak pernah membayangkan,
betapa dinginnya pulang kerja di malam hari dengan motor.
Kami cuma berharap,
bahwa petuah orang tua,
yang mengatakan, kalo kena angin malam bisa kena paru-paru basah,
adalah isapan jempol semata.
Amit-amiiiit.
Kami juga gak protes kok,
bila jari jemari anda menjentikkan abu rokoknya lewat jendela,
sehingga mengenai jaket kami.
Ataupun celana kami harus 'menerima' sampah,
yang anda buang lewat jendela.
Mungkin kami dengan jaket hitamnya,
tampak seperti tong sampah kali yeee. Hi hi hi
Mohon maaf juga bila,
kami harus terlihat melotot di depan anda.
Hmm sungguh, itu gak sengaja kok,
.
Sebab selama naik motor, mata kami harus dipicingkan agar tidak kena debu.
Naaah begitu berhenti,
secara refleks mata kami terbuka lebar, seperti melotot, he he he
Maaf ya pak-bu. Peace !!!
Memang siiih,
kami sering bikin masalah di jalan raya,
tapi setidaknya,
kaum kami belum pernah punya kesempatan bikin masalah buat negara ini.
(Jadi gak enak nerusinnya)
Memang siiih,
rata rata dari kami tidak berpendidikan.
Walau beberapa rekan kami masih setia berprofesi pengojek
untuk mengantar kaum berpendidikan nan terhormat ke tujuan,
bila mereka diburu waktu atau hampir terlambat.
Memang siih,
rata-rata dari kami gak memiliki tata krama.
Karena kami gak punya cukup uang untuk belajar
di tempat kursus kepribadian ataupun pelatihan image development.
(SD aja DO ? hiks!).
Tapi setidaknya,
kami cukup tau diri
kok,
untuk tetap menganggukan kepala
kepada bapak-ibu duluan plus senyum manis,
bila kami bertemu anda di koridor kantor.
Ataupun menjauh
dari bapak-ibu yang sedang bercengkrama di lobi menunggu lift,
karena celana dan sepatu kami tampak kotor terciprat air jalanan
akibat sedan mewah anda menyalip kami.
Namun kami cukup terhibur kok,
bila kami dapat mendengar sayup sayup lagu kesukaan kami,
saat kita bersanding manis di lampu merah.
Hilang rasa penat bahu dan pinggang kami,
bila dentuman sound system anda membagi lagunya lewat kisi kisi jendela.
He he he,
pernah gak anda melihat kami
juga terkadang mengangguk-angg ukan kepala mengikuti lagu anda,
walo cuma 10-20 detik.
Eh. . . . . Jadi malu...
Namun kami cukup terhibur kok,
dengan sigapnya pak presiden menaiki motor roda dua
untuk meresmikan balapan mobil,
hiks.
Walau kami tau persis, itu hanya gara gara terlalu
banyak roda empat yang membuat jalan tol menjadi padat.
Sehingga pihak protokoler takut pak Presiden datang telat.
Padahal mesin dan knalpot mobil balap dari negara asing,
udah gak sabar buat melesat,
hanya untuk bisa dibilang sebagai yang tercepat,
dan rebutan trophy segede knalpot motor untuk mereka angkat.
What an ironic...
Namun, kami cukup terhibur juga kok,
dengan iklan di TV.
Di mana banyak artis nan ganteng dan cantik,
artis senior maupun junior, politikus, budayawan,
berebut mengiklankan motor untuk kami.
Walau kami tau persis,
gak mungkin mereka pergi shooting atau menghadiri gala dinner dengan motor
bebek.
Sebab kami tau persis,
mereka gak pernah direpotkan oleh naik dan turun dari mobil,
karena supir nan setia membukakan pintu belakang bagi
mereka.
Yaahhh,
kami gak bermaksud membela diri siih.
Kami cuma mau sharing aja kok,
kepada anda pengendara mobil roda empat,
bahwa rasa sebel, muak, benci anda terhadap kami,
sudah kami bayar kok dengan kondisi di atas.
Tuhan Maha Adil kan?
I am waiting for your next post thanks once again.