Pada tulisan kali ini, masih berkaitan dengan kejadian tahun 2016 dan sedikit agak seperti sesi curhat hehehehe. Sebelumnya saya menulis tentang target saya di tahun 2017, salah satunya adalah lebih taat beribadah. Dalam tulisan itu saya mengungkapkan bahwa saya ingin menjadi contoh yang baik untuk Endry dalam hal ibadah dan mengajarkan endry untuk mengenal Tuhannya. Namun sebenarnya ada hal lain yang ingin saya lakukan yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan.
Beberapa tahun belakangan ini saya merasa tidak dapat mengendalikan emosi, hal sekecil apapun atau mungkin sepele menurut orang lain, bagi saya merupakan hal besar dan bisa membuat saya marah. Kadang kemarahan saya tidak terkendali dan kata-kata saya cenderung kasar serta menyakitkan terutama pada teman-teman seruangan tempat saya bekerja. Entah karena mereka yang menyebalkan sehingga membuat saya marah atau memang saya yang bermasalah dalam mengendalikan emosi.
Saya jadi teringat dengan ibu saya yang mudah marah. Seringkali saya geleng-geleng kepala ketika beliau sedang marah karena “hal sepele” menurut penilaian saya seperti rumah yang berantakan atau kotor. Saya berfikir apakah tidak bisa dibicarakan baik-baik saja tanpa harus emosi dan meluapkan kemarahan. Segala sesuatu kan bisa diselesaikan dengan kepala dingin.
Sebenarnya tidak jarang disekeliling kita banyak orang yang temperamental atau mudah emosi seperti itu, hanya karena sesuatu hal bisa luar biasa marahnya bahkan ada yang sampai berkata kasar dan menyebutkan semua nama hewan-hewan yang ada di Ragunan. Namun tanpa saya sadari ternyata hal itu terjadi juga dengan saya, mempermasalahkan sesuatu yang mungkin sepele menurut orang lain meskipun tidak pernah menyebutkan nama-nama hewan yang ada di Ragunan hehehehe. Meskipun demikian hal tersebut mempengaruhi kinerja saya dan suasana dikantor, saya tidak lagi bisa tertawa bersama teman-teman diruangan karena sifat emosional ini. Kadang saya bertanya pada diri saya sendiri, mengapa saya menjadi seperti ini?
0 Komentar..